Aku menyadari bahwa kamu hanyalah segenggam permohonan yang tak pernah selesai di hadapan doa. Tentang pinta-pinta yang tak berujung. Tentang hati yang tak henti-henti membendung. Entah kali keberapa kamu membalikkan badan saat aku berhasil menemukan,entah kali keberapa pelukan hangat darinya di tepat kedua mata ku kau suguhkan. Hingga aku mulai tersiksa dengan keadaan. Lampu-lampu taman yang dulu kita kunjungi kini seakan menjadi objek yang menyebalkan, yang pernah menemani mengais kebahagian hingga akhirnya hanya penampung sesal. Harusnya aku yang ada di dekatmu, harusnya aku yang meredahkan tiap egomu,harusnya aku alasan kau membalut rindu.dan harusnya aku lah yang menjadi alasan dari bagian-bagian tawamu. Entah aku yang belum beruntung atau semesta yang tak lagi mendukung. Hingga waktu membawa kita berjalan saling memunggungi . Tak perlu khawatir,tak ada bagian dari tabah yang harus di sesali. Waktu akan membawa kita segera berlalu,merelakan yang telah hilang dan memendam segala dugaan. Membuat kita berdamai dengan diri sendiri tanpa perlu mengingat lagi, kedua dada kita pernah saling berjanji untuk mengingat sehidup hingga mati. Kini berbahagialah, rebahkan kekagumanmu di dadanya. Jangan lupa satu hal; datanglah kembali ke sini, jika kau butuh sesuatu yang bisa kau lukai.All Rights Reserved