Cold boyfriend
  • Reads 246,590
  • Votes 8,238
  • Parts 62
  • Reads 246,590
  • Votes 8,238
  • Parts 62
Ongoing, First published Sep 02, 2018
"I love you babe." ucapnya dengan lemah seraya memandang lelaki di depannya ini dengan mata sayunya.

"I love you more, please don't say as if this is the last time, you will be fine babe." ucapnya sambil mengecup kening gadis ini yang sedang tersenyum kecil.

Dia mengangguk lalu meminta lelaki itu untuk mendekatkan wajahnya, dia hanya menurutinya dan kecupan mendarat di pipinya, dia tersenyum lalu menjauhkan wajahnya kembali.

"You will be fine babe." 

#1- humoris {14-5-19}
#1- lena {14-5-19}
#9- iceboy {5-6-19}
#29- manurios {5-6-19}
#6- ken {5-6-19}
#21- coldboy {5-6-19}
#351- sahabat {27-6-19}

Read my story guys.
Don't forget to voment, thank u.
Dont copy my story!
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add Cold boyfriend to your library and receive updates
or
#845coldboy
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Stars Behind the Darkness 2 cover
THE BOSS BABY cover
BABY CHANIE cover
After Graduation cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
OUR SECRET (SKYNANI X PONDPHUWIN)  cover
Kesayangan Bunda cover
Choose Family  cover
Duke's Grip cover

Dosa Ku

1 part Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.