{2} Hoffnung ✔️
  • Reads 12,133
  • Votes 1,520
  • Parts 3
  • Reads 12,133
  • Votes 1,520
  • Parts 3
Ongoing, First published Sep 06, 2018
Mature
Aku jatuh cinta pada sahabatku sendiri. Aku tahu ini sebuah kesalahan tapi bagaimana lagi aku sudah terlanjur jatuh dalam kesalahan itu.

Aku tak bisa menghilangkan perasaanku, terlalu sulit dan ya begitulah. Aku teralu jatuh paling dalam pada hatinya.

Aku memang bodoh, dan aku menyesal karena sakit rasanya mendengar ia mencintai gadis lain. Dan, sialnya aku masih saja terus berharap.




Cast : Kim Taehyung, Jung Yerin, Jeon Jungkook

Chaun_
All Rights Reserved
Sign up to add {2} Hoffnung ✔️ to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
He Fell First and She Never Fell? cover
The Qonsequences cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover
Little Dumplings cover
Rafa  cover
After Graduation cover
Kesayangan Bunda cover
Kisah Tak Sempurna cover
𝐒oerabaja, 1730 cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.