Pentantian... Mungkin kata ini lah yang tepat di berikan pada Aufal. Seorang CEo muda dan tampan yang sedang menantikan seseorang sebagai penyempurna agamanya. Seseorang yang mampu membersamainya dalam keadaan suka maupun duka. Seseorang yang mampu menguatkan iman dan taqwanya untuk terus mencintai RabbNya, dan seseorang yang mampu menghilangkan kenangan buruknya di masalalu. Ya, masalalu yang pernah ia perjuangkan dengan sangat keras telah pergi menghianati janji Suci yang akan Aufal ikrarkan. Masa lalu yang bahkan sudah ia impikan di masa depan kini telah kandas dengan hilangnya sang pujaan. Sejak kejadian itu ia mulai sadar. Mungkin saja allah sedang menguji ketangguhan imannya. Ia sadar bawah ia hanya bisa berencana tapi RabbNya lah sang pemilik rencana. Dia lupa untuk selalu melibatkan allah dalam setiap pilihan hatinya. Andai saja dia melibatkan allah dalam setiap impian besarnya pasti kehilangan itu tak akan pernah ia rasakan. Untungnya setiap ujian yang allah berikan telah ia jadikan pelajaran dalam hidupnya. Saat ini yang bisa ia lakukan hanya minta kebaikan atas dirinya pada sang Pencipta. Agar ia dapat di pertemukan dengan tulang rusuk yang sesungguhnya. Tentunya tulang rusuk yang selalu di ridhoi Rabb-Nya.