Dia, dari awal-seharusnya-memang harus

Bersama dengannya dimasa lalu dan bersamanya disaat ini serta bersamanya nanti adalah sesuatu yang tidak mampu diberikan siapapun dan apapun kepadaku, juga dia.

Hanya aku dan dia yang boleh dan akhirnya memutuskan akan dimana aku dan dia nanti menetap. Apakah di masa lalu, kini atau nanti, dan apakah hanya diingatan atau di ruangan kami akhirnya saling memiliki. Menatap jeri kepada satu sama lain. Bukan kami saling menakut-nakuti sampai mati. Hanya saja takdir menakut-nakuti kami hingga (nyaris) mati.

Ada banyak luka berdarah dan ada lebih banyak lagi luka tak berdarah disekujur tubuhku dan dia. Hasil tikaman orang-orang yang sama dan berbeda, hasil tusukan dari pisau yang sama dan berbeda, hantaman batu bata dari tangan yang sama dan berbeda.

Aku dan dia tidak sedang membanggakan sakit yang kami rasa, sama sekali tidak, karena mungkin ada lebih banyak orang yang terluka hingga tak ada ruang bersih dikulit dan hati mereka untuk dilukai. aku tidak sedang mengiba untuk rasa sakit yang kami punya karena aku yakin ada orang-orang yang kepala dan otaknya selalu dihantam bata dan ditusuk baja lebih dari kami hingga tak punya kekuatan untuk memungut sisa-sisa pikiran mereka yang berserakan disebelah benak mereka.

Ada lebih banyak rasa sakit yang orang-orang rasa, ada begitu banyak kejadian iba yang terjadi pada mereka dan ada lebih banyak putus asa yang coba mereka bunuh lebih dari yang kami punya. Hanya saja kami ingin berbagi tentang kami yang tak seberapa ini kepada kalian, kami ingin bercerita rasa sakit kami yang mungkin nanti bisa kami lalui dan kami ingin menunjukkan pada kalian bahwa harapan itu tetap ada. Setidak percaya apapun kamu dengan semesta serta pemiliknya.

Aku ingin bercerita pada kalian tentang kisahku. Aku andi dan aku terluka