{ UPDATE SEWAKTU-WAKTU YA, JIKA SAYA SEDANG TIDAK SIBUQ 😉 }
•
Afsana Ghazalla.
Seorang anak perempuan yang tidak mengerti tentang apa itu cinta. Tetapi semuanya berubah, Semenjak dirinya mengenal sosok Gibran Athafariz. Gibran atau kerap sering dipanggil oleh afsana dengan sebutan 'Atha' itupun membuat banyak perubahan dari dalam diri afsana. Mulai dari gibran yang mengajarkannya tentang apa itu kasih sayang, cinta, dan bagaimana cara untuk kita selalu menghargai perasaan seseorang. semuanya gibran ajarkan kepada afsana agar perempuan itu dapat mengerti serta memahaminya.
Tetapi, seiring dalam berjalannya waktu. siapa sangka bahwa kebahagiaan mereka berdua hancur dikarenakan masuknya orang ketiga? Sehingga membuat gibran mau tak mau meninggalkan afsana, tanpa memberi kabar kepada afsana sama sekali. Sehingga membuat afsana merasa kecewa dan juga terpukul atas kepergian gibran.
Selama gibran tak ada, afsana lebih cenderung pendiam, tidak banyak bicara. Sebab katanya, tidak ada orang selain gibran yang bisa membuat dirinya bahagia. Dan sekarang, justru gibran tidak sudah tidak ada disampingnya, lagi.
Mampukah afsana melewati ini semua?Kira-kira Apakah afsana akan melupakan kenangannya bersama gibran atau tetap menanti pria itu datang lagi padanya suatu hari? Entahlah, itu hanya tuhan yang tahu.
Penasaran? Intip aja ceritanya ☺
👑👑👑
Cerita ini mengandung unsur Baper, melting, dan suka bikin blushing. Hati2 ya 😁
WARNING : ❎ DILARANG KERAS MENJIPLAK CERITA SAYA, KARENA INI MERUPAKAN HASIL MURNI DARI PIKIRAN & BEBERAPA PENGALAMAN PRIBADI SAYA ❎.
Jika ada persamaan Nama Orang, tempat, dan kejadian, mohon dimaafkan. Karena itu unsur ketidak sengajaan. Terima kasih 🤗
[Jangan lupa Vote & Comment 😻]
Kaesar Morvayn Leonard, pemuda yang dikenal sebagai pemimpin geng Morvaylus, hidup dalam kekacauan dan pemberontakan. Namun, hidupnya berubah ketika ibunya mengungkap rahasia tentang ayah kandung yang selama ini tidak pernah ia kenal.
"Ibu akan menikah lagi. Keluarga calon suami Ibu... mereka tidak menerima masa lalu Ibu yang memiliki anak," ucap Marcia dengan suara serak.
"Kae, kamu harus menemui ayahmu. Kamu tidak bisa tinggal di sini lagi."
Terpaksa meninggalkan rumah, Kae memulai perjalanan untuk menghadapi masa lalu dan mencari jawaban, sambil melawan kemarahan dan rasa hampa yang membelenggunya.