Hope | Jonatan Christie
  • Reads 2,347
  • Votes 341
  • Parts 8
  • Reads 2,347
  • Votes 341
  • Parts 8
Ongoing, First published Sep 16, 2018
[ON GOING]

●UPDATE TERGANTUNG MOOD
________________________________

"Kamu harus punya mimpi dulu, baru bisa dijadiin harapan. Berharap mimpi itu jadi kenyataan. Jangan takut buat bermimpi. Kalo kamu usaha dan terus usaha, Tuhan pasti kasih kamu jalan."-Jo.


Kata dia, gue harus punya mimpi yang nantinya bakal gue jadiin harapan. Kata dia, gue ga boleh takut buat bermimpi. Kata dia, gue harus selalu usaha dan usaha. Dan kata dia, Tuhan pasti kasih gue jalan kalo gue beneran sungguh-sungguh.

Sayangnya dia ga bakal pernah tahu. Kalo mimpi itu dia, harapan itu dia, usaha itu buat dia, dan yang gue pengin adalah Tuhan kasih jalan ke gue buat itu semua.


_______________
FF ini cuma tulisan hasil gabut dari rasa kebucinan.

Thanks.
All Rights Reserved
Sign up to add Hope | Jonatan Christie to your library and receive updates
or
#33athlete
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
The Best Of Miracle cover
Stars Behind the Darkness 2 cover
BABY CHANIE cover
antagonis wife [PO] cover
Choose Family  cover
After Graduation cover
He Fell First and She Never Fell? cover
Kesayangan Bunda cover
𝐒oerabaja, 1730 cover

Dosa Ku

1 part Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.