Menjadi anak sholeh lagi cerdas, taat beragama dan taat kepada orangtua lalu menjadi kebanggaan keluarga, tentu saja menjadi do'a dan harapan setiap ayah dan bunda untuk anaknya. Aku bukanlah seseorang yang dibanggakan keluarga. Meski aku yakin, tak ada orangtua yang mengharapkan hal buruk terjadi pada anaknya. Nilai akademisku tak sebagus ketiga adikku, aku harus berusaha keras belajar ketika ujian. Tak seperti adik-adikku yang cerdas. Bahkan aku pernah tak naik kelas karna aku dianggap tidak cukup mampu mengejar ketertinggalanku. "Pergi dari sini, dasar kau anak bodoh, tak bisa jadi kebanggaan, papa!!" "Papa, tolong jangan berkata seperti itu, dia anak kita!" "Anak yang iQ nya jongkok begini?" "Astagfirullahhh....!" Diusir dari rumah karna suatu hal yang seharusnya bukan salahku tapi kehendak Allah. Seperti tak ada rasa cinta padahal aku darah dagingnya. Meski begitu ada pesan cinta yang terselip dari Allah untukku karnanya. Dari situlah hidupku dimulai, dari situlah aku lebih mengenal dan dekat denganNya termasuk menemukan kesejatian rasa terhadap dia, Atas Nama Yang Maha.