"Ra" panggil nya lembut. Alih-alih menjawab, Ara hanya berdehem. "Ara sering nanya kita ini apa kan?" Raut wajah Ara seketika berubah. Topik menarik, persetan dengan dia yang sedang mode kesal. Dengan cepat mendekat kan wajah nya kedepan. Tepat di sebelah bahu kiri Zafran, agar lebih jelas mendengar suaranya. Hingga rambut Ara menerpa lembut pipi Zafran. Zafran tersenyum simpul, "Kita ini ga pacaran, tapi ..." "Tapi apa? temen?" "Bukan." "Terus, pembantu sama majikan?" "Bukan heh, ngaco." "Terus ?" "Ta'aruf jalur dajjal." Hening, Ara mengernyit. Sampai akhirnya Zafran tertawa, hingga membuat Ara ikut tertawa. Kesal, tentu. Seharusnya dari awal Ara sadar agar tidak berharap lebih ke Zafran untuk membahas hal yang serius. "Kocakk sii, mana ada kek gitu." "Ada nih." seraya menggenggam tangan Ara yang ada di kantong hoodie nya, lalu dikeluarkan tangan tersebut. Menunjukkan nya didepan Ara, "buktinya kita." Sial. ___,,____ Ahhh, rasanya selalu menyenangkan mengingat masa-masa itu. Sampai aku sadar, bahwa waktu merampas segalanya, hilang ditelan keadaan.All Rights Reserved
1 part