Isyana, seorang gadis yang periang, baik, ramah, dan dermawan-dia adalah anak tunggal dari Ayah dan Ibunya. Ayahnya sudah meninggal sejak ia umur 6 tahun. Ibunya saat ini sedang bekerja di Belgia untuk menghidupi anak semata wayangnya ini. Meski Isyana sendiri di rumah, namun dia punya sosok kekasih yang selalu menemaninya. Mereka sudah menjalin hubungan asmara selama 4 tahun. Namun setelah tahun berikutnya, mereka tak lagi menjalin hubungan. Setelah peristiwa kandasnya hubungan mereka, entah lah apa yang sudah direncanakan oleh Tuhan, banyak ujian dan cobaan yang menimpanya, sehingga peristiwa-peristiwa tersebut adalah fase titik terendah dalam hidupnya. Dengan semua peristiwa itu, ia merasa sedih, kecewa, marah, dan kehilangan. Hanya kesendirian dan kekosongan menemani hidupnya. Semua itu membuat sifatnya berubah drastis. Ia jadi lebih introvert, strees, emosi tak terkontrol, dan sering melamun. Namun, untuk menghibur dirinya sendiri, Isyana selalu mengingat-ingat kenangan masa lalunya. Hingga suatu hari, Isyana bisa melupakan semua masa lalunya dengan kehadiran sosok lain dalam hidupnya. Sosok yang baik untuk masa depannya, yang melengakapi hidupnya, dan membuat hidupnya bahagia.
Mulanya, maksud Miura Nara menerima pernyataan cinta berondong tengil yang terus mengganggunya, adalah untuk membuatnya kapok. Dia sudah menyiapkan 1001 tingkah menyebalkan yang akan ditunjukkan selama masa uji coba berpacaran. Dengan begitu, berondong menyebalkan berstatus pacar magang itu memilih pergi meninggalkannya.
Sialnya, ini tidak semudah yang Miura kira. Terlebih saat dia harus tinggal satu atap bersama pacar berondongnya dengan hormon belum stabil alias sangean.
Miura Nara dalam masalah baru yang lebih besar dari sekadar Askara Tarachandra Manggala.