Sebuah puisi tentang dialog yang penuh emosi. tentang kata yang sebenarnya bukan puisi, yang kutulis sebenarnya hanya emosiku yang api. puisi yang tidak bisa di terjemahkan oleh bahasa namun dapat disyukuri oleh tubuhnya. puisi ini sebenarnya tak punya isi. yang ku tulis hanya emosi dan emosi. kemudian hanya menjadi api. ---puisi ini sebenarnya saya tulis sudah lama, sudah sempat saya mengirim ke beberapa stasiun radio nasional maupun swasta. Masih akan terus berlanjut sampai terbit bukunya ya. Dont forget read and vote, THANK YOU!!!
15 parts