Tidak perlu diberitahu untuk aku tahu siapa sosok sempurna itu. Pasanganku. Belum sempat aku berdiri untuk menghampirinya, aku terpaku begitu saja. Tubuhku membeku seperti waktu disihir untuk berhenti. Pasanganku memberikan tangannya yang langsung diraih oleh sebuah tangan kecil yang ramping. Jarinya yang lentik bertaut dengan jari-jarinya yang besar. Mengikatnya seperti ikatan tanpa ujung. Aku bisa melihat senyuman bahagia yang diberikan pasanganku untuk sosok perempuan di sampingnya. Melihatnya tersenyum, cukup membuatku bahagia, tapi juga terluka secara bersamaan. Mengingat kalau senyuman itu tidak diberikan untukku. Sama sekali bukan untukku. *** Dua pasangan. Dua alpha. Dua perbedaan. Bisakah keduanya mencapai satu tujuan?