Menjalani hidup tanpa arah tujuan membuat Nadie merasakan dirinya bagaikan sebuah teka-teki yang tercerai berai. Dirinya penuh dengan kebencian dan amarah, dan tidak pernah membiarkan kedamaian sesungguhnya menjadi bagian dalam hidupnya. Keegoisan dan balas dendam adalah sumber kebahagiaan yang Nadie pegang teguh sampai saat ini. Namun hal tersebut berubah saat Nadie bertemu dengan perempuan kembar, yakni Aima dan Aimee, tiga laki-laki serangkai yang masing-masing bernama Hilmaz, Jean-Luc, dan Kharel. Persahabatan yang Nadie jalanin bersama lima orang tersebut mengantarkan gadis berambut keriting dan mempunyai warna kulit sawo matang ini kepada Zidane, yang entah akan menjadi belahan jiwa nya atau hanya sebagai sebuah kenangan semata. Namun yang pasti, Nadie akan memecahkan teka-teki dirinya sendiri.
Elliot Jensen and Elliot Fintry have a lot in common. They share the same name, the same house, the same school, oh and they hate each other but, as they will quickly learn, there is a fine line between love and hate.