Wisma Atlet Love Story
  • Reads 531,532
  • Votes 53,799
  • Parts 94
  • Reads 531,532
  • Votes 53,799
  • Parts 94
Ongoing, First published Sep 29, 2018
Defia Rosmaniar

Kubilang aku tidak akan punya kekasih pemain sepakbola, tuntutannya terlalu tinggi, bisa tiap hari oleng kalau harus dengar nitijen mencemooh kekasihku ketika permainannya turun. kalau boleh memilih aku ingin menjadi kekasihnya Pak Imam Nahrawi saja. Beliau kan penuh perhatian, sayangnya sudah punya istri. 

Ah, itu hanya candaan, tapi benar, aku tidak ingin punya kekasih seorang pemain bola. 

Hanif Abdurrauf Sjahbandi

Cewek jago beladiri? Membayangkannya saja sudah ngeri apalagi jadi kekasihnya. Bisa patah ini tulang kalau setiap hari bertengkar. Apalagi laki-laki itu tempatnya salah dan salah. 

Ya, ngeri saja cewek semacam itu, bukan apa-apa, masalahnya aku tidak jago beladiri. Jadi paling tidak kalau dapat kekasih ya yang lemah lembut, kalaupun atlet ya atlet senam indah. Sayangnya belum ada yang pas.
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add Wisma Atlet Love Story to your library and receive updates
or
#234indonesiamembaca
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
The Best Of Miracle cover
After Graduation cover
Kesayangan Bunda cover
Rafa  cover
Kisah Tak Sempurna cover
He Fell First and She Never Fell? cover
antagonis wife [TERBIT] cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
The Qonsequences cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.