"Berikan tangan mu" ucapnya. Bagai kerbau yang di cocok hidungnya aku mengulurkan dua pergelangan tanganku yang membiru kearahnya dan membiarkan Savio mengunci keduanya di dalam borgol. "Savio..." lirihku saat merasakan dinginnya besi menyentuh lebamku. "Aku tak mengizinkan mu membuka suara, Hazel!" teriaknya yang seketika membuat air mataku kembali mengalir deras. Aku tetap diam saat ia menarik ku agar berdiri kemudian ia kembali mengunci borgol ku pada rantai yang entah sejak kapan sudah tergantung di langit-langit. Membuat kedua tanganku terangkat di atas kepalaku dengan sangat mengenaskan. Aku menggigit bibir bawahku dengan keras, menahan gejolak tangis yang ku rasa akan segera pecah. "Malam ini kau akan tidur disini, aku menghukum mu" bisik Savio di telingaku. "You wanna run? You can not, Hazel" lanjutnya. Aku semakin terisak. "I'll never Leave if you keep on holding me this way" ucapku parau. Savio sejenak termenung sebelum kembali memberiku seringaian terbaiknya. "You're gonna wish you never left me" bisiknya sebelum ia bergerak untuk mengecup sudut bibirku. Dan tangisku benar-benar pecah saat mendapati ia menarik diri lalu menghilangkan dirinya di balik pintu. Meninggalkan ku seorang diri di tengah kegelapan.
100 parts