Namaku Olin, gadis remaja yang tidak tahu persis apa itu cinta. Menurutku, cinta adalah sesuatu yang bergejolak dalam dada ketika aku bertemu dengan pria yang aku suka, Deska Mahendrajaya, teman masa kecilku dulu.
Namun bagiku, cinta juga adalah hal yang menyebalkan ketika sesuatu yang bergejolak dalam dada hanya bisa aku rasakan sendirian. Hingga pada akhirnya, Tuhan meredam gejolak di dadaku dengan menjadikan teman masa kecilku, Deska, sebagai cinta pertamaku.
Aku merasakan cinta, menyenangkan dan membahagiakan. Tapi rasa senang dan bahagia itu seketika hilang ketika pria yang sangat aku sayangi, Deska, merampas rasa itu dengan cara memutuskan untuk pergi meninggalkanku dan sekaligus mematahkan hatiku.
Aku tetap belum mengerti apa itu cinta, yang aku tahu, cinta hanyalah sebuah rasa yang membuatku terluka. Aku terluka, namun aku juga tahu penawar dari putus cinta itu apa, yaitu jatuh cinta lagi dengan orang yang baru, Bangun Dewantara. Lalu, apakah ini cinta? Ketika seseorang baru yang aku cinta adalah milik wanita lain yang sangat mustahil untuk aku gapai. Namun akhirnya aku mengerti, cinta adalah sebuah perasaan yang tidak bisa dipaksakan.
Hingga pada akhirnya, aku jatuh cinta lagi pada seseorang yang baru, seseorang yang asing. Pria bertubuh tinggi yang berjiwa pemimpin. Pria yang ketika aku pandang wajahnya menimbulkan ketenangan dalam jiwa. Aku mencintainya, namun aku juga tidak bisa melupakan cinta yang lama. Jadi, sebenarnya, pada siapa aku jatuh cinta?
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan