Akan ku ceritakan bagaimana kisah ini tertulis dalam lembaran buku, yang sengaja ditulis oleh coretan pena, karena adanya sebuah imajinasi, kisah nyata dan impian gadis remaja.
Ini tentang kisah cinta mereka yang berakhir dengan tanda tanya.
Ini juga kisah Athaya Milka yang berujung sebuah cerita suka cita.
Dan ini tentang aku, seseorang yang terlambat menyadari kehadirannya. Seseorang yang hanya mampu mengabadikan kisah lewat cerita, agar nantinya kita sama sama bisa baca, atau sekalipun melekat di setiap kepala, bahwa kita pernah bersama.
" Sebejat bejatnya gue, senakal apapun gue di sekolah, tetep aja cuma bisa jaga Lo lewat doa, bahwa gue selalu percaya, kalo jodoh nggak akan kemana." - Athaya Milka.
" Walaupun aku terlambat menyadari, setelah kamu pergi, aku percaya kamu akan kembali." - Alana Alinshira.
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan