Apa pun yang saya tulis pada kesempatan ini tidak usah dihiraukan. Baca saja kalau ingin membaca. Tinggalkan saja kalau tidak ingin membacanya. Kalau ingin diberikan kepada pacar silahkan saja berikan. Terserah kamu. Mau kamu bagikan terserah kamu saja. Pokok terserah kamu lah. Aku tidak peduli. Aku saja sekarang menulisnya dalam keadaan perasaan yang tidak menentu. Sudah bertahun-tahun ini aku ingin menulis. Tetapi gagal mulu. Seperti enggak dari hati. Seperti pacar, kalau pacar itu milik orang lain, enggak asyik. Memuakkan. Aku sungguh bosan. Dan aku sampai pada titik bosan. Otak aku mumet. Benar-benar mumet. Aku menulis dan gagal, merasa itu bukan aku. Sekarang aku menulis lagi. Terserah kamu saja menilainya. Aku enggak peduli. Urusanmu lah mau mengurus tulisan aku. Urusan aku menuangkan kepadamu apa yang menyumbat-nyumbat isi kepala aku. Oh ya kalau kamu menamakan ini novel terserah kamu. Kalau kamu bilang ini tulisan yang tidak tahu tentang apa, terserah kamu saja. Pokoknya aku enggak mau mengurusi isi pikiranmu. Ah, aku ngomong apa ini. Biar panjang saja pembuka. Biar pula tidak aku edit-edit. Bosan aku edit mulu. Enggak selesai mulu. Ah, sudah ya. Kita lanjutkan saja ya, tulisannya. Terserah mau jadi apa nantik. Lihat saja. Pokoknya.