KACAMATA HANJI [Levi Hanji Fanfiction]
  • Reads 37,697
  • Votes 4,061
  • Parts 14
  • Reads 37,697
  • Votes 4,061
  • Parts 14
Ongoing, First published Oct 08, 2018
Kacamata.

Benda berkaca yang mungkin sepele bagi sebagian orang. Tapi, bagi orang-orang dengan gangguan penglihatan, kacamata adalah penyelamat yang begitu berharga.

Lalu, apa jadinya bila kacamata milik Hanji malah rusak? Padahal pekerjaannya masih bertumpuk. Dan itu merepotkan Levi. Benar-benar merepotkan.

Tapi, kacamata hancur pula yang membuat Levi mengetahui sisi lain dari perempuan bersurai coklat itu. Sisi masa lalu yang tak pernah Hanji ceritakan pada orang lain.

---

Cover using fanart credit to lilium_minor (?)
(if you know the real source and real credit, please tell me)
All Rights Reserved
Sign up to add KACAMATA HANJI [Levi Hanji Fanfiction] to your library and receive updates
or
#7levihan
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Second Best [ RONY X SALMA ] cover
Kisah Tak Sempurna cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Fiction -sungjake✔ cover
Rafa  cover
Stars Behind the Darkness (End) cover
Kesayangan Bunda cover
After Graduation cover
He Fell First and She Never Fell? cover

Dosa Ku

55 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.