"Cepat banget panggilan dari dia kamu terima. Terus, kapan kamu nerima saya?"
"Ha?" Gue gak salah dengar? Si bapak lagi ngode untuk gue nerima dia, nih?
"Iya. Kapan kamu nerima saya?"
"Aduh, Pak. Jangan ngomong gitu, dong. Ini masih di area kampus, lho. Gak enak tau kalau didenger sama mahasiswa lainnya, atau para rekan Bapak."
"Lah, emang apa salah saya untuk menagih hal yang harus saya jalankan?"
"Tapi, Pak. Tempatnya gak elit banget. Masa di dekat toilet gini, sih?"
"Jadi, kamu maunya di tempat seperti apa? Supaya kamu mau nerima HUKUMAN dari saya!"
Gubrak....
"Nerima hukuman dari Bapak?"
"Iya! Hukuman karena sudah tiga kali kamu telat masuk di kelas saya, lalu sudah lima kali kamu tidak mengumpulkan tugas dari saya, dan yang terakhir...." Ada sedikit jeda, Guys. "Dan sudah duabelas kali saya mencyduk kamu yang lagi menghibahi saya!"
Jadi, 'nerima' yang dia maksud itu bukan nerima sebuah hubungan? Melainkan hukuman yang harus gue terima? Gila aja, gue udah baper, eh, malah salah tanggap.
Benar kata Levin. Seharusnya gue jumpai dukun untuk menyantet Dosen gila satu ini.
Semua orang tahu, seberapa tak suka nya Sabrina Mysha dengan dosennya yang bernama Bima Wiratama Surya.
Karena pria itu selalu menatap tajam kearah nya ditengah jam perkuliahan berlangsung.
Dan, karena satu kondisi, dia harus menjebak dosennya itu ke dalam permainan penuh gairah.
Apa Mysha berhasil menuntaskan aksinya? Atau dia yang terjebak dalam permainan yang dia buat sendiri?