Darlene merasa hidupnya tidak beruntung, sebagai gadis sebatang kara dia harus membanting tulang untuk membiayai hidupnya dengan melakukan berbagai pekerjaan paruh waktu, dari menjadi pelayan toko roti, menemani seorang oma yang ditinggal keluarganya sampai suatu ketika dia membaca lowongan pekerjaan yang tidak biasa, potografer kematian. Demi mencari uang untuk membayar kuliahnya Darlene menemui tuan Taka, sosok misterius yang memasang iklan pekerjaan itu, dan Darlene di terima menjadi potografer untuk mengabadikan kematian seseorang dan mulailah petualangan Darlene menyusuri kelamnya suasana kematian, tidak jarang dia harus bertemu dengan sosok yang harus di potretnya. Di tengah situasi dark and gloomy tidak disangka Darlene bertemu dengan laki- laki yang berjalan seperti angin, Danish. Pertemuan demi pertemuan yang tidak di sengaja membuat Darlene berpikir hidup tidaklah sekelam morgue.