Story cover for Saat Langitku Memerah by AditPrasetya0
Saat Langitku Memerah
  • WpView
    LETTURE 20,341
  • WpVote
    Voti 1,946
  • WpPart
    Parti 17
  • WpView
    LETTURE 20,341
  • WpVote
    Voti 1,946
  • WpPart
    Parti 17
In corso, pubblicata il ott 18, 2018
Per adulti
Ingin rasanya aku meneriakkan kata CUKUP! 
Aku sangat lelah melihat penderitaan bangsa ini.
Kedamaian dan ketenangan itu harga yang sangat mahal. Bahkan aku merasa itu sangat dan amat sangat sulit dijangkau.
Aku ingin hidup!
Aku ingin semua orang yang aku kenal terjauh dari tragedi dan kisah pilu!
Aku ingin damai!
Aku ingin merdeka! 
Karena bangsa ini seharusnya sudah merdeka dan bisa menjadi raja di tanah sendiri.

Biarkan evolusi yang berjalan
Janganlah revolusi yang dijalankan

Aku ingin bilang cukup!
Tanah ini sudah memerah karena darah rakyatnya.
Sungai ini sudah memerah karena darah bangsanya.

Cukup!
Sudah CUKUP!

Jangan jadikan langit ikut memerah. 
Karena itu berarti kehancuran.

Aku tidak ingin melihat kiamat terjadi pada negaraku, bangsaku dan rakyatku.

Aku tidak ingin ada kebencian di negeriku.
Tutti i diritti riservati
Iscriviti per aggiungere Saat Langitku Memerah alla tua libreria e ricevere aggiornamenti
oppure
Linee guida sui contenuti
Potrebbe anche piacerti
Kiara and zaki's love journey [sedang revisi √ ] di tiaxyl
28 parti In corso Per adulti
"Sayangkuu, cintakuu. Gimana dengan hari ini, hm? Are you happy?" "Seru dong, senang karena ada kamu, Ka. Hehe." Dulu, setiap percakapan kecil seperti itu mampu menyulap hariku jadi lebih indah. Tapi semua itu kini tinggal kenangan. Hubungan yang manis dan penuh tawa itu akhirnya harus berakhir, bukan karena cinta kami memudar, tapi karena kenyataan terlalu pahit untuk ditelan bersama. Aku masih mencintaimu. Masih ingin mendekat, masih berharap bisa kembali. Tapi jarak ini bukan lagi tentang raga-melainkan tentang takdir yang tak mengizinkan kita bersatu. Cinta kita besar, tapi tidak cukup untuk melawan kenyataan yang tak berpihak. Banyak halangan yang kucoba lalui demi kamu, demi kita... tapi ternyata semesta punya rencana lain. Kini, aku hanya bisa menatapmu dari kejauhan. Ingin kembali, tapi tak bisa. Ingin melepaskan, tapi hatiku belum rela. Satu kejadian itu-satu hari yang mengubah segalanya-telah memutus tali yang tak terlihat namun sangat kuat mengikat kita. Jika bukan karena kejadian itu, mungkin aku masih tersesat dalam hubungan yang samar: ada, tapi tak punya peran. Dulu aku memegang peran utama di hidupmu. Sekarang? Bahkan untuk menjadi figuran pun aku tak lagi layak. Kita pernah sangat dekat, tapi kini aku tahu... melepaskan sesuatu yang sudah terasa seperti rumah tidak akan membuat segalanya membaik. Bahagia tidak selalu datang setelah menjauh. Dan seringkali, hubungan yang tampak sempurna dari luar menyimpan luka yang tak pernah terucap. Aku tak menyangka semuanya akan berakhir seperti ini. Tapi yang sudah terjadi, biarlah terjadi. Meski begitu, kenangan itu-kenangan tentang hari itu-masih terpatri jelas di pikiranku. Hari saat aku sadar... cinta saja tidak cukup.
Potrebbe anche piacerti
Slide 1 of 9
Kiara and zaki's love journey [sedang revisi √ ] cover
Bound「✓」 cover
Love Story cover
return || end cover
THE ILLUSION [ Minlix ] cover
LOVE FOR BROTHER {END} cover
Istri Sah Ikky [B×B] cover
It's Not Daddy (END)  cover
BAPER {SELESAI} cover

Kiara and zaki's love journey [sedang revisi √ ]

28 parti In corso Per adulti

"Sayangkuu, cintakuu. Gimana dengan hari ini, hm? Are you happy?" "Seru dong, senang karena ada kamu, Ka. Hehe." Dulu, setiap percakapan kecil seperti itu mampu menyulap hariku jadi lebih indah. Tapi semua itu kini tinggal kenangan. Hubungan yang manis dan penuh tawa itu akhirnya harus berakhir, bukan karena cinta kami memudar, tapi karena kenyataan terlalu pahit untuk ditelan bersama. Aku masih mencintaimu. Masih ingin mendekat, masih berharap bisa kembali. Tapi jarak ini bukan lagi tentang raga-melainkan tentang takdir yang tak mengizinkan kita bersatu. Cinta kita besar, tapi tidak cukup untuk melawan kenyataan yang tak berpihak. Banyak halangan yang kucoba lalui demi kamu, demi kita... tapi ternyata semesta punya rencana lain. Kini, aku hanya bisa menatapmu dari kejauhan. Ingin kembali, tapi tak bisa. Ingin melepaskan, tapi hatiku belum rela. Satu kejadian itu-satu hari yang mengubah segalanya-telah memutus tali yang tak terlihat namun sangat kuat mengikat kita. Jika bukan karena kejadian itu, mungkin aku masih tersesat dalam hubungan yang samar: ada, tapi tak punya peran. Dulu aku memegang peran utama di hidupmu. Sekarang? Bahkan untuk menjadi figuran pun aku tak lagi layak. Kita pernah sangat dekat, tapi kini aku tahu... melepaskan sesuatu yang sudah terasa seperti rumah tidak akan membuat segalanya membaik. Bahagia tidak selalu datang setelah menjauh. Dan seringkali, hubungan yang tampak sempurna dari luar menyimpan luka yang tak pernah terucap. Aku tak menyangka semuanya akan berakhir seperti ini. Tapi yang sudah terjadi, biarlah terjadi. Meski begitu, kenangan itu-kenangan tentang hari itu-masih terpatri jelas di pikiranku. Hari saat aku sadar... cinta saja tidak cukup.