Psychopath
  • Reads 504
  • Votes 34
  • Parts 4
  • Reads 504
  • Votes 34
  • Parts 4
Ongoing, First published Oct 18, 2018
Aku sudah muak dengan janji mereka, apalagi dengan kata-kata dan sumpah serapah mereka. Semua yang terjadi pada mereka bukanlah salahku, itu akibat ulah mereka sendiri.

Mereka tidak akan bisa menghentikanku, tidak dengan hukum, tidak dengan timah panas, maupun panah beracun.

Psikopat bukan dilahirkan, tetapi di ciptakan. Ini bukanlah kisah dari seorang psikopat, melainkan kisah ini lebih dari itu.






Cover by : @kdniapuspita
All Rights Reserved
Sign up to add Psychopath to your library and receive updates
or
#15prkjimin
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
He Fell First and She Never Fell? cover
After Graduation cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover
Kesayangan Bunda cover
ELIO RILEY SERGEYEV cover
How To Be A Good Papa | Noren cover
Kisah Tak Sempurna cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Fiction -sungjake✔ cover

Dosa Ku

65 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.