malam ini, aku menumpahkan segala rasa yang masih terbeban di dada.
aku hampir terbunuh dengan masalah hati yang membuat logika ku berdarah.
bahagiaku malam ini mungkin tertunda
aku masih bertanya, kenapa senja hanya sementara
kenapa yang berharga selalu hanya singgah
aku hampir tidak ada waktu untuk sebuah bahagia.
kemarin aku pernah begitu hebat memperjuangkanmu
hampir seluruh rasa aku korbankan pada waktu itu
sebagaimana aku yakini bahwa dirimu pelabuhan terakhirku.
aku berusaha untuk meniadakan setiap kejenuhanmu
mengorbankan semua hal untuk kebahagiaanmu
pernah kah kau cemas saat kau kehilanganku.
aku fikir aku mencintaimu seutuhnya
dan kamu, mungkin seperlunya
jangan hanya mengingat komitmen ku saja
batu yang keras juga akan pecah kalau kau terus menerus memukulnya.
Y
hingga alam pun mulai menguraikan keluhanku
semesta mulai hampir membenci usahaku
dan senja, mungkin hampir ragu untuk berdiskusi denganku.
jadi, apa masih pantas mempertahankan sesuatu yang setengah utuh