Pernahkah kalian mendengar kalimat "semua yang datang pasti suatu saat akan pergi" Atau "Ada bahagia ada juga sedih dan sebaliknya" Pergi, berpisah, meninggalkan, kepergian seakan sudah terdoktrin sebagai sebuah kesedihan. Begitu juga Antominya. Datang, bersama, mendatangkan, kedatangan seakan sudah terdoktrin sebagai sebuah kebahagian. kapan? dimana? Siapa? Mengapa? Bagaimana? bukan itu yang terpenting. Bahagia itu tercipta lalu mengenang. Dengan tegap kesedihan itu menghadap lalu berkata " sebanyak apapun kebahagiaanmu sebanyak itu pula bagian ku" Dalam kisah ini bukan bahagia atau sedih, Namun bertahan atau Pergi itulah pilihannya.