Kehadiran Narsih di dunia ini dianggap terlalu cepat. Kedua orangtuanya belum menginginkan kehadiran anak dalam rumah tangga baru mereka. Hanya karena alpa mengonsumsi pil KB, benih sang suami ternyata berkembang di rahim isterinya. Berulang kali sang suami meminta agar kandungannya digugurkan. Namun istrinya selalu menolak, meski akhirnya bersedia menuruti saran Sang Suami. Kandungan pun akhirnya digugurkan, tapi anehnya selalu saja gagal. Seiring waktu berjalan, janin dalam kandungan tumbuh semakin besar. Hingga tak terasa waktu melahirkan tinggal menunggu hari. Usai dilahirkan, bayi merah itu diboyong ke kampung dan diserahkan pada neneknya. Sejak saat itu, tak ada lagi jejak orangtuanya yang tertinggal. Narsih tumbuh atas kasih sayang sang nenek. Narsih kecil tak terawat, kulitnya dekil dan kadang bau apek. Neneknya sibuk menghidupinya dengan upahan di sawah milik orang lain. Narsih yang dekil, membuatnya sulit diterima di lingkungan pergaulan. Narsih terpaksa hidup dalam kesendirian. Hingga usianya mencapai 17 tahun, sang nenek meninggal dunia. Hingga suatu hari, beberapa tahun setelah sang nenek meninggal, Narsih tak lagi terlihat di sekitar desa. Banyak yang menduga, dia pergi ke kota mencari keberadaan orangtuanya. Ada juga yang berkata dia dibawa pergi ke hutan oleh sekelompok pemuda brandal, diperkosa lalu dibunuh. Entahlah. Hilangnya Narsih menjadi misteri yang tak pernah terpecahkan.
10 parts