Cerita ini kubuat dari sajak lama yg udah lamaa numpuk dinotes hp. Terinspirasi dr komik misteri yg kubaca jaman smp dulu.
Seorang dokter menghela nafas panjang.
Wah wah wah, tiga pasien jiwa hari ini.
Satu, wanita yang selalu menangis.
Dua, anak kecil yang terlalu aktif.
Dan tiga, remaja yang tak ingin hidup lagi.
Kupanggil nama mereka, kusambut dengan senyuman.
Satu, wanita datang dengan lesu.
Wah wah wah, lihat air matanya.
Dengar erangan sedihnya.
Sorot ketakutan dalam matanya.
Teriak kesengsaraan tanpa suara.
Kutenangkan wanita, kuucapkan sampai lain waktu.
Dua, anak kecil datang dan berlari.
Wah wah wah, tingkahnya yang lincah.
Senyum bagai maniak yang kegirangan.
Seakan temukan hal yang ia inginkan.
Setelah sesaat bergerak lagi ia menghilang.
Kusampaikan dengan riang, lain waktu kita bertemu.
Tiga, remaja yang kehilangan roh.
Wah wah wah, betapa menyedihkan.
Dilehernya masih tergantung tambang.
Tangan yang merah penuh luka gurat.
Kalimat berangkai kelam yang ia keluarkan.
Kuhela nafas, biarlah kucoba lagi besok.
Diakhir hari kupanggil asistenku, dan ia datang.
Wah wah wah, katanya penuh decak.
Masih saja kau berpikir tentang 3 pasien itu?
Masih saja kau menganggap mereka ada di kepala?
Apa kau lupa minum obat lagi wahai pasienku tercinta?
Kutenggak pil putih tanpa makna,
Tiga pasienku, mereka kabur dan menghilang senyap.
Apakah kita memiliki hak untuk mengakhiri hidup kita sendiri?
Tingkat kematian yang meningkat secara mencurigakan pada pasien terminal meninggalkan jejak keraguan yang tak terhapuskan di pikiran Pol. Cap. Wasan. Ibunya, yang baru saja meninggal dunia hanya beberapa hari sebelum ia tiba di kampung halamannya, mungkin menjadi salah satu korban dari kejadian ini.
Guntapat, seorang dokter paliatif yang telah merawat ibu Wasan di hari-hari terakhirnya, menjadi orang yang merawat hati putranya di hari-hari sedihnya juga. Ketika hubungan mereka semakin dalam, misteri itu berangsur-angsur terungkap dan setiap petunjuk dalam kasus ini mengarah ke Guntapat. Bagaimana Wasan bisa menerobos dilema ini dan mempercayai kekasihnya dengan sepenuh hati?
Original Novel Story By Sammon