cahaya rembulan menjadi saksi bisu atas pertumpahan darah kekaisaran meiji, kini berdirilah seorang putri yang masih belia menatap kosong terhadap apa yang telah terjadi di depan nya. Butiran kecil menetes merambah melalui pipi mungil nya, kini dia sendirian tanpa ada satupun dayang atau keluarga yang mendampinginya. Hampa,dingin,sedih,semua yang dilihatnya merupakan kejadian yang paling mengerikan yang pernah dia alami, "ayahanda..ibunda",ucap pelan gadis itu"siapa yang melakukan semua ini!!kenapa aku tidak ikut mati saja bersama kalian!!"teriak gadis kecil itu.sebuah pedang berlumuran darah yang tergeletak sembarangan di ljantai telah diambilnya,kini dia siap untuk mengakhiri hidupnya sendiri agar bisa bertemu keluarganya di surga nanti,hingga sebuah tangan pun menahan pergerakan gadis kecil itu lalu dia memeluk gadis itu dengan sangat erat,"jangan lakukan itu..",rasanya hangat,menenangkan dan terlindungi,siapakah dia,luapan emosi gadis itu pun ia teriakkan dengan tangisan yang menyedihkan,amat sengsara,seakan ditusuk bertubi tubi,tapi pelulan hangat itu tetap erat dan menenangkan seakan adalah sebuah cahaya baru yang mampu meluluhkan hati nya.