Dijebak, di hina, di buang, sendiri, dibenci, adalah hal yg sebenarnya tak dapat ditanggung lagi oleh delira, korban dari semua ketidakadilan di bumi ini, air mata, isakan tak dapat mengubahnya, kini tinggal ia dan bayi yg bahkan masih segumpal darah itu yg ada, yg bahkan kehadirannya sudah ditolak sebelum ia terbentuk di dalam rahim hangat ibunya yg sekarang sangat amat lemah itu.
" hanya dihina? hanya dimaki? hanya diusir? hanya itu? hm? katakan apalagi yg harus kutanggung sendiri? apalagi yg harus ku jalani sendiri, KARNA PERBUAATANMU?" ucap delira dengan mata yg memerah pada lelaki nansempurna didepannya itu.
"kau hanya perlu pergi dan jangan menampakkan lagi wajamu di hadapanku, ambil uang itu, dan pergilah, bawa janin itu dan kalau perlu BUNUH dia kalau tak ingin disusahkan olehnya, bukannya begitu?" dengan tawa meremehkan, dan menunduk sedikit menghadap lawan bicaranya yang dilakukan derfior membuat lawan bicaranya itu mengeluarkan sumpah kerasnya.
" sampai NADI ini berhentipun, sampai DARAH ini habis di titik inipun dia miliku tak perduli seluruh dunia menolak kehadirannya dia tetap miliku" ucap tegas wanita itu sambil menunjuk dada lelaki yg menjadi lawan aduh mulutnya.
" yap dan sampai diriku TERSIKSAPUN aku tak perduli" ucap pria itu santai sambil beranjak pergi kekursi kebesarannya.
" kau akan menyesalinya, dan jika waktu itu tiba, ingatkan aku untuk menghilang dari hidupmu sampai titik terdalam, dan trimakasih atas waktumu dan semuanya" sambil beranjak keluar dari tempat itu, namum bukan hanya keluar dari tempat itu, namun keluarnya dari ketersiksaan ini.
[This is my first story, happy reading guys! Hope you like it😊]All Rights Reserved