Story cover for When Our Hands Meet by KyoiliiSam
When Our Hands Meet
  • WpView
    Reads 266
  • WpVote
    Votes 93
  • WpPart
    Parts 14
  • WpView
    Reads 266
  • WpVote
    Votes 93
  • WpPart
    Parts 14
Complete, First published Oct 30, 2018
"Aku yang selama ini disini. Kemana saja kau selama ini, tidak menyadari betapa berharganya aku?" Air mata keluar dari sudut mata Pian. 

"Tidak Pian. Aku tahu. Sebentar. Sebentar lagi saja. Tunggu sebentar lagi. Tetap pegang tangganku." 

Lia yang berkata agar Pian menggenggam tangannya, malah melepas genggaman tangan Pian dan berbalik pergi darinya, menunjukkan indahnya punggung mungilnya yang semakin lama semakin tak tampak lagi.
All Rights Reserved
Sign up to add When Our Hands Meet to your library and receive updates
or
#319teenlife
Content Guidelines
You may also like
Fractured Cheerfulness (On Going) by Baperterussss
24 parts Ongoing
"Lo beneran bego, Fin. Gimana sih, gini aja lo ga ngerti-ngerti?" Satria menggelengkan kepala frustasi. Alfina cuma bisa cengengesan. "Jangan bosen ngajarin gue, ya." Di balik senyum yang tak pernah hilang, Alfina Adzra Wardana adalah anak yang terjebak di antara dua dunia. Dunia di mana dia terlihat ceria, ekstrovert, dan penuh semangat. Tapi ketika bel tanda pelajaran berbunyi, dia lebih memilih untuk menghindar daripada berhadapan dengan angka, rumus, atau teori-teori yang malah bikin pusing. Matematika? Ekonomi? Hanya kata-kata kosong yang dia coba terjemahkan dengan senyum yang terus dipaksakan. Satria, cowok yang dipaksa jadi tutor pribadi Alfina, udah sampai titik frustasi. "Lo bener-bener bego!" katanya, meskipun di balik itu, dia enggak bisa menahan rasa kagum pada dunia Alfina yang penuh warna dan seni. Karena ada satu hal yang Alfina tahu dengan pasti: dunia seni adalah tempat dia bisa bersinar. Setiap goresan kuas di kanvas adalah tempat dia bisa bebas, tanpa perlu penilaian orang lain. Tapi di rumah dan di sekolah, ada satu sosok yang terus dibandingkan dengan Alfina-adiknya Thalita, yang cerdas dan selalu jadi juara kelas. Alfina merasa dirinya selalu kalah. Di balik kebingungannya dan perasaan tak cukup, Alfina mencoba menemukan cara agar bisa berjuang untuk dirinya sendiri. Tapi, apakah itu cukup? Dan di tengah semua itu, apakah Satria, yang frustrasi mengajar, bisa melihat potensi besar dalam diri Alfina yang selama ini dia abaikan? Apakah Alfina bisa melepaskan diri dari bayang-bayang adiknya? Apakah Satria bisa melihat lebih dari sekadar kegagalannya?
Sebuah Titik : SAGARA by AtifLutfi
7 parts Complete Mature
"Iya aku maafin",Ucap Rita. Tapi gw masih belum yakin kalau dia beneran maafin setelah apa yang gw ceritain tentang kenyataan yang sebenarnya antara gw sama Eci, perasaan gw saat itu ga karuan, bingung karena ga tau harus gimana biar yakin kalau dia beneran udah maafin gw, takut, karena apa hubungan gw sama dia bakalan berakhir karena sebuah kejujuran yang gw katakan, gw hanya bisa terdiam dan sesekali melihat raut wajahnya buat meyakinkan apakah dia terlihat marah ataupun sebaliknya. " Aku beneran minta maaf, jujur aku udah nyaman sama kamu, karena itulah aku cerita yang sebenarnya, kalau setelah ini kamu menjauh dan kita ga ketemu lagi, aku cuman bisa pasrah dan terima karena ini salah aku" ucapku sambil menghampiri rita yang masih duduk di meja riasnya. Untuk meyakinkan lagi, gw pun meminta maaf untuk kesekian kalinya sambil sedikit membungkuk, namun tiba-tiba dia menarik wajahku dan mencium bibirku lalu berkata : " Kamu tau kan aku tinggal dimana?" " Dan kamu tau kan nyari aku kemana?" Ucap Rita, sembil beranjak dari tempat duduknya lalu menarik tanganku isyarat bahwa dia sudah siap untuk melanjutkan rencana kita jalan berdua. Kita pun memutuskan untuk makan di sebuah cafe di daerah jalan Riau, aku pun sesekali memperhatikan wajahnya dan terlihat seperti tidak terjadi apa-apa. Pikir gw, mungkin dia hanya mencoba menjaga suana dan bakalan ninggalin gw setelah malam ini berakhir. waktu udah lewat jam 11 malam, akhirnya kita berdua memutuskan untuk pulang. " Bu eci gimana?" tanya rita sesaat setelah masuk ke dalam sebuah taksi yang akan mengantarkan kita berdua pulang, " Maksudnya?" jawab gw, " Kamu sama Bu eci bisnis bareng dari nol sampe punya hubungan, dan sekarang kamu jalan sama aku, apa dia bakalan terima?" tanya rita sambil memainkan hp nya. gw cuman bisa terdiam karena gw pun ga tau apa yang akan terjadi setelah ini.
ELZEAN [On Going] by AmourlieMourense
11 parts Ongoing
[ALASKA UNIVERSE 3] "Jika kamu menyukai langit dan laut, maka kamu harus siap menerima segala jenis cuacanya dan segala bentuk pasang surutnya."-Eliza. • • • "Gue cuma milik lo, selamanya." "Lo pembohong, Kak!" • • • Tentang Xaviera Eliza Araksa yang jatuh cinta pada pandangan pertamanya untuk seorang Albara Zeandra Rajasa. Meski Liza yang lebih dulu jatuh hati, namun nyatanya Zean lah yang mati matian berusaha membuat Liza percaya bahwa dia sangat mencintai Liza. Di saat semua yang Zean berikan sudah cukup membuat Liza percaya dengan cintanya, Liza malah di patahkan oleh satu fakta menyakitkan, membuatnya menjauhi Zean. Dengan susah payah Zean kembali berusaha mengembalikan kepercayaan Liza namun tak pernah lagi di anggap oleh gadis itu. Apakah nantinya Zean berhasil mendapatkan kepercayaan Liza?? • • • "Lo beruntung, Liz. Lo punya Daddy yang sayang banget sama lo. Lo punya keluarga besar yang selalu memprioritaskan lo." Eliza tersenyum miris, "Di balik itu semua, lo ga tau apa yang tuhan rebut dari gue, Sha." Hidup di dunia tanpa sosok seorang Ibu tentu sangat berat. Itulah yang Eliza rasakan. Ia di besarkan oleh Ayahnya seorang. Ibunya meninggal saat melahirkannya. Namun Eliza tidak kekurangan kasih sayang sedikit pun, karna Gaviano selaku Ayahnya mampu menjadi sosok Ayah sekaligus Ibu yang baik untuk Eliza. Eliza juga di kelilingi keluarga yang hangat dari sisi Ayah bahkan Ibunya. Ia di kelilingi teman teman yang baik. Tapi ia tetap ingin merasakan hangatnya kasih sayang seorang Ibu. "Jika kamu melihat kehidupan seseorang jauh lebih baik dan beruntung darimu, coba tanya, apa yang tuhan rebut darinya." Xaviera Eliza Araksa. DISCLAIMER! •fiksi and 100% murni karangan penulis •Ignore typo •Warning harsh word and aldult area, HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN! •All pict by pin •Setiap alur tidak ada kaitan apapun dengan face claim di real life. BE A SMART READER! •PLAGIAT HARAP MENJAUH Start: 07/01/2024 Finish:-
You may also like
Slide 1 of 10
Fractured Cheerfulness (On Going) cover
Mungkin? (Tamat)  cover
I WANT TO GO HOME [Sedang Revisi] cover
Laskar Jingga cover
Di Masa SMP Ku cover
Sebuah Titik : SAGARA cover
Abadi Dalam Cerita  cover
ARBIAN [ ON GOING ] √ cover
ELZEAN [On Going] cover
Ex or New? [REVISI] cover

Fractured Cheerfulness (On Going)

24 parts Ongoing

"Lo beneran bego, Fin. Gimana sih, gini aja lo ga ngerti-ngerti?" Satria menggelengkan kepala frustasi. Alfina cuma bisa cengengesan. "Jangan bosen ngajarin gue, ya." Di balik senyum yang tak pernah hilang, Alfina Adzra Wardana adalah anak yang terjebak di antara dua dunia. Dunia di mana dia terlihat ceria, ekstrovert, dan penuh semangat. Tapi ketika bel tanda pelajaran berbunyi, dia lebih memilih untuk menghindar daripada berhadapan dengan angka, rumus, atau teori-teori yang malah bikin pusing. Matematika? Ekonomi? Hanya kata-kata kosong yang dia coba terjemahkan dengan senyum yang terus dipaksakan. Satria, cowok yang dipaksa jadi tutor pribadi Alfina, udah sampai titik frustasi. "Lo bener-bener bego!" katanya, meskipun di balik itu, dia enggak bisa menahan rasa kagum pada dunia Alfina yang penuh warna dan seni. Karena ada satu hal yang Alfina tahu dengan pasti: dunia seni adalah tempat dia bisa bersinar. Setiap goresan kuas di kanvas adalah tempat dia bisa bebas, tanpa perlu penilaian orang lain. Tapi di rumah dan di sekolah, ada satu sosok yang terus dibandingkan dengan Alfina-adiknya Thalita, yang cerdas dan selalu jadi juara kelas. Alfina merasa dirinya selalu kalah. Di balik kebingungannya dan perasaan tak cukup, Alfina mencoba menemukan cara agar bisa berjuang untuk dirinya sendiri. Tapi, apakah itu cukup? Dan di tengah semua itu, apakah Satria, yang frustrasi mengajar, bisa melihat potensi besar dalam diri Alfina yang selama ini dia abaikan? Apakah Alfina bisa melepaskan diri dari bayang-bayang adiknya? Apakah Satria bisa melihat lebih dari sekadar kegagalannya?