A Turtle Meets A Dog
  • Reads 180,593
  • Votes 18,399
  • Parts 36
  • Reads 180,593
  • Votes 18,399
  • Parts 36
Ongoing, First published Oct 31, 2018
Klien adalah manusia paling random bagi seorang marketing officer radio seperti Rindai. Entah itu soal reaksi yang muncul, bagaimana bentuk wajahnya, dan di mana keberadaan seorang klien semuanya seperti alur cerita yang unpredictable. Mencari klien berarti siap untuk bertemu banyak orang. Ya memang tuntutan kerjaan. Tetapi apa Rindai tidak boleh mengeluh?

Rindai mengeluhkan soal kerjaan kepada Erkan. Erkan adalah sosok yang menjadi inspirasi Rindai dalam menjalani hidup. Lelaki itu tidak pernah mengeluh. Walau kerjaannya sebagai Campers (camera person) cukup menyita waktu & energi,  tetapi dia tetap terlihat enjoy karena sering dapat tugas di luar kota.

Tak hanya soal pekerjaan, Rindai juga mengeluhkan kisah percintaannya yang menyedihkan.

Namun, Rindai tidak sendiri. Ada teman-teman lainnya yang sering berbagi cerita dengannya di Graha Biru. Ada Arsen, Ijang, & Yudhis. Para lelaki yang juga punya pekerjaan yang berbeda-beda.
All Rights Reserved
Sign up to add A Turtle Meets A Dog to your library and receive updates
or
#14radio
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Job Offer: Wifey cover
Sapi Perah Ayah cover
because of my stupidity cover
Love For Rent (Antagonist Love Story) cover
Tanda Seru cover
Personal Assistant! cover
Cinta Yang Melebur Di Desa [TAMAT] cover
Disusui Guru Anakku cover
BETWEEN US cover
Mysha(21+)  cover

Job Offer: Wifey

34 parts Ongoing

Mendadak kehilangan pekerjaannya, Runa Anantari kini sah menjadi orang paling memprihatinkan di keluarganya. Berusia tiga puluh tahun, jomblo, ditambah lagi pengangguran. Namun, dunia Runa dibuat jungkir balik ketika William Arlan, aktor paling ngetop se-Indonesia yang sukses menggeser posisi Nicholas Saputra sebagai most wanted bachelor, tiba-tiba menawarkan pekerjaan kepadanya. "Sebentar..." Runa mengangkat sebelah tangannya. Keningnya berkerut dalam, meragukan kalimat di luar nalar yang baru saja ia dengar. "Barusan lo bilang apa?" "Gue bilang, gue sedang menawarkan pekerjaan buat lo," Arlan menyesap kopinya dengan tenang. Pria berkacamata itu meletakkan cangkirnya di atas meja sebelum melanjutkan. "Jadi istri gue."