Berjalan dengan langkah tegap, berdiri menopang lutut yang sangat terasa lemah, juga bahu yang sangat lemas
Ada yang berubah dengan lorong yang kini ia jalani, lorong ini lebih tampak menyedihkan dari lorong lorong sebelumnya.
Langkah tersebut memelan saat melihat benda benda yang ia lewati begitu meremukkan hatinya. Beberapa saat kemudian terdengar gelak tawa yang menggelegar, diikuti cibiran cibiran yang begitu membuat telinga memanas.
Pikirannya hancur, emosinya kacau, batinnya tersiksa. Semuanya berpadu menjadi satu membentuk kehancuran yang begitu menyakitkan.
Ia terjatuh, tersungkur!
Terdengar ringisan kecil dari bibirnya, sedetik kemudian air matanya mengalir membentuk aliran sungai kecil, kemudian berubah menjadi isakan isakan yang begitu menyayat.
Ia menutup kedua belah telinganya, berteriak dengan histeris, berharap semuanya akan berakhir. Dia sangat lelah dengan semua ini. Seakan akan ini adalah mimpi buruk yang tak akan pernah meninggalkannya.
Kaesar Morvayn Leonard, pemuda yang dikenal sebagai pemimpin geng Morvaylus, hidup dalam kekacauan dan pemberontakan. Namun, hidupnya berubah ketika ibunya mengungkap rahasia tentang ayah kandung yang selama ini tidak pernah ia kenal.
"Ibu akan menikah lagi. Keluarga calon suami Ibu... mereka tidak menerima masa lalu Ibu yang memiliki anak," ucap Marcia dengan suara serak.
"Kae, kamu harus menemui ayahmu. Kamu tidak bisa tinggal di sini lagi."
Terpaksa meninggalkan rumah, Kae memulai perjalanan untuk menghadapi masa lalu dan mencari jawaban, sambil melawan kemarahan dan rasa hampa yang membelenggunya.