[COMPLETE]
Soal cinta itu tak bisa ditebak, diprediksi dan dihitung dengan rumus manapun. Bisa jadi detik ini kau jatuh cinta, dan detik berikutnya kau akan terluka. Kadang cinta itu datang begitu cepat, tapi untuk melupakannya butuh waktu yang sangat lama.
Perkenalkan, Lova seorang editor yang menghadapi penulis baru yang sama sekali tak bisa diajak kompromi. Karena ulah lelaki itulah Lova terancam tak bisa memenangkan nominasi editor terbaik yang diadakan setahun sekali di kantornya.
Perkenalkan, Gavin seorang penulis baru yang terjebak masa lalu. Dia sangat menikmati kehidupannya sekarang. Bersantai, dan malas-malasan. Namun, kehidupannya terganggu karena memiliki editor yang selalu menagih revisian cerita.
Perkenalkan, Radena seorang editor yang hidupnya santai dan selalu bahagia. Dia bak menjadi penghibur bagi teman-temannya karena kekonyolannya. Namun, jelas di balik senyum bahagia ada luka yang begitu nyata.
(Cerita pertama saya yang berkolaborasi dengan novelis Kak @dyahanitaprasetyo1 ^^ Ceritanya akan di-update di laman saya dan laman Kak Dyah Anita, ya. Selamat membaca!)
"Alvino Brawijaya"
Kata-kata itu membuat Raya menolehkan kepalanya kebelakang dan dia bisa melihat orang yang mengucapkan kata itu berdiri dengan santainya, Franico Brawijaya. Melihat raut wajah Raya yang ketakutan membuat Nico semakin ingin menekan Raya, dengan segala kemiripan yang di miliki Alvin, dia yakin dengan pasti siapa Alvin sebenarnya, kalau orang lain yang tidak tahu apapun bisa melihat kemiripan mereka, apa lagi dia pemberi kemiripan itu.
" benarkan, seharusnya anak itu bernama Alvino Brawijaya"
Raya menampakan senyum sinisnya "anakku bernama Alvino Prameswari bukan Alvino Brawijaya, mungkin kau salah orang"