Catatan, Libra
"Awal dan akhir nggak ada bedanya kok dimana artinya selalu sama, saling tak kenal. Hanya beda rasa pahit atau manis? Tapi, Aku ingin awal yang pahit dan akhir yang manis. Bukan sebaliknya."
"Aku nggak pernah ngerti, kenapa langit biru pada siang hari dan hitam pada malam hari? Aku hanya ngerti jika rasa ini hanya untukmu bukan orang lain!"
"Musuhku terlalu banyak ada macam macam seperti waktu, jarak, bahkan tata surya, Mungkin mereka cemburu karna aku punya bidadari di balik pelangi."
"Penasaran? Pasti nggak kan. Aku hanya iseng menuliskan namun serius mengutarakan."
*****
Dia, itu seperti senja hanya bisa dinikmati. Namun, tidak bisa kumiliki.
Dia, itu seperti bulan? Sejuk di pandang dengan berbagai kesederhanaan.
Dia, itu seperti kopi. Pahit-pahit manis gimana gitu?
Dan Dia, itu bidadari tanpa sayap.Namun, punya senyuman seindah sinar mentari di pagi hari.
Dan, Dia itu segalanya.
Di balik senja yang menggemaskan, ada rasa yang tersirat. Rasa tidak karuan. Rasa yang belum tersampaikan.
Dalam hidup ini pasti akan ada yang datang dan pergi. Akan ada yang datang membawa angan atau bahkan pergi meninggalkan sayatan. Dan dia, dia punya peran. Entah tinggal dalam harapan, atau hilang bersama kenangan.
"Senja memang indah, tapi kamu, jauh lebih indah dari hanya sekedar senja. Dan aku amat menyukai senja, tapi kamu, lebih dari hanya sekedar aku sukai." - Aro.
"Saat hujan terus-menerus turun, akan terjadi genangan air di tanah tempat kau berdiri. Atau saat aku melihat langit, mungkin leherku akan terasa nyeri. Apakah saat aku terus-menerus mencoba berjuang bersamamu, akan ada genangan cinta dan luka di hatiku?" - Tasya.
Atas nama senja aku sampaikan. Untuk seseorang yang pernah memperjuangkan, dari seseorang yang diperjuangkan.
Aku Senja, ruang teduhmu dari masa depan.