"maaf tapi rasa itu udah mulai pudar" Kalimat itu terus terngiang dikepalanya. Dunianya seakan runtuh setelah mendengar kalimat itu. Kepingan yang tadinya sudah mulai menyatu sekarang kembali berserakan. Bagaimana bisa? Disaat dirinya mulai untuk kembali percaya kepada laki-laki didepannya ini, meskipun banyak sekali alasan untuk tidak mempertahankannya lagi. Laki-laki itu justru dengan mudahnya melontarkan kata yang tak ingin dia dengar sama sekali. Tersenyum. Ya, hanya itu yang mampu ia lakukan sekarang. Senyum getir yang ia sunggingkan dengan sangat terpaksa untuk menutupi rasa sesak yang menjalar cepat di tubuhnya. Matanya memburam, berusaha menahan tangis dan teriakan yang sudah tak sanggup ia pendam. Sejurus kemudian ia menatap bintang-bintang dilangit. Tentu saja untuk menahan agar air matanya tak jatuh di depan lak-laki yang sangat ia sayangi itu.All Rights Reserved