Cinta dan benci itu beda tipis,apalagi jika keduanya hadir diwaktu yang bersamaan tanpa disadari. Membuat resah gelisah yang tak berujung dan tak dapat dimengerti.
"Jangan terlalu benci,nanti jadi suka" kalimat itu lagi-lagi kembali terdengar .Gadis itu hanya memutar bola matanya malas dengan ucapan sahabatnya itu.
Lain halnya dengan seorang lelaki yang ada dihadapannya, "Suka apa dulu yang lo maksud?hah?!" sahutnya. "Suka itu ada banyak,ada suka karena kagum,ada suka karena bangga dan suka-suka yang lainnya" lanjutnya.
Malas mendengar celotehan lelaki aneh yang satu ini,gadis berambut sepunggung itupun berniat melangkahkan kakinya pergi darisana. Namun digagalkan dengan ucapan selanjutnya lelaki yang tadi ada dihadapannya, "Lagian gue gaada rasa suka-suka apapun sama dia. Dan mungkin gabakal." ucapnya lantang. "Ya emang gue mau suka atau disukai sama lo?nggak!" respons gadis yang tadi batal melangkahkan kakinya keluar,dan kali ini ia akan benar-benar meninggalkan tempat itu. "Dasar ngeselin!aneh!" umpatnya sambil melanjutkan langkah kakinya.
Entah karena statusnya sebagai rival.
Entah karena memiliki ambisi yang sama besar.
Mereka selalu berkaitan.
Entah dalam beradu argumen atau dalam suatu hal.
Akankah mereka bersatu atau tetap terpaku dengan ego nya masing-masing?
Arura Qirani terlambat untuk tahu, bahwa selama ini semua usahanya untuk mendapatkan hati sang suami Reygan telah sia-sia sejak awal. Mungkin saja kalau saat itu ia tidak memaksakan dirinya untuk memiliki Reygan, Arura tidak akan kehilangan hal yang paling berharga di hidupnya.
Lalu, di suatu pagi, Arura terbangun di umur 17 tahun. Jauh sebelum kejadian menyakitkan tersebut terjadi.
"Mas Rey, aku baru aja keguguran."
Highnest rank:
#1 in teenlit (12/5/22)
#2 in antagonis (7/5/22)
#1 in cold (11/6/22)
#1 in brokenheart (13/5/22)