Tentang bahagia dan air mata. Tentang cinta yang tak pernah terbalaskan dan tak pernah terungkapkan. Ajari aku bagaimana cara merangkai kata. Bagaimana caraku menyatakan segalanya. Aku tak mampu mengakuinya. Aku hanya manusia yang tak tau diri. Mengagumi tanpa pernah berani menampakkan diri. Pengagum rahasia yang tak rahasia. Ini bodoh dan kebodohan. Karena aku hanya manusia bodoh yang mampu memendam rasa berlama-lama. Selama bertahun-tahun dan tak kunjung terbalaskan. Selalu kandas tanpa berbalas. Ke egoisan yang aku lakukan terletak pada hati. Dimana dia tak pernah membuka sedikit pun hatinya untukku dan aku telah menutup rapat-rapat hatiku bagi siapa saja selain dia. Aku hanya penyuka senja. Amatir jika ku bilang. Entahlahh... aku sangat suka menafsirkan sesuatu atas dasar membandingkannya dengan senja. Senja selalu membuatku jatuh cinta. Bagiku, jingga adalah dia. Dimana tatap matanya tak bisa aku lupa, sedang ia tak bisa berlama-lama. Ia harus pergi. Dan nyatanya setelah kepergiannya aku selalu sepi sendiri. Ahh, sudahlah aku benci untuk mencinta lagi.