Konspirasi Rasa
  • Reads 327
  • Votes 4
  • Parts 14
  • Reads 327
  • Votes 4
  • Parts 14
Ongoing, First published Nov 07, 2018
Tentang bahagia dan air mata. Tentang cinta yang tak pernah terbalaskan dan tak pernah terungkapkan. Ajari aku bagaimana cara merangkai kata. Bagaimana caraku menyatakan segalanya. Aku tak mampu mengakuinya.
Aku hanya manusia yang tak tau diri. Mengagumi tanpa pernah berani menampakkan diri. Pengagum rahasia yang tak rahasia. Ini bodoh dan kebodohan. Karena aku hanya manusia bodoh yang mampu memendam rasa berlama-lama. Selama bertahun-tahun dan tak kunjung terbalaskan. Selalu kandas tanpa berbalas. 
Ke egoisan yang aku lakukan terletak pada hati. Dimana dia tak pernah membuka sedikit pun hatinya untukku dan aku telah menutup rapat-rapat hatiku bagi siapa saja selain dia.
Aku hanya penyuka senja. Amatir jika ku bilang. Entahlahh... aku sangat suka menafsirkan sesuatu atas dasar membandingkannya dengan senja. Senja selalu membuatku jatuh cinta. Bagiku, jingga adalah dia. Dimana tatap matanya tak bisa aku lupa, sedang ia tak bisa berlama-lama. Ia harus pergi. Dan nyatanya setelah kepergiannya aku selalu sepi sendiri. Ahh, sudahlah aku benci untuk mencinta lagi.
All Rights Reserved
Sign up to add Konspirasi Rasa to your library and receive updates
or
#38aboutyou
Content Guidelines
You may also like
Aksara Tak Bertuan  by cahayakamila24
16 parts Ongoing
Di sini, tak semua kata harus rapi, tak semua rasa harus dijelaskan. Aksara Tak Bertuan adalah kumpulan puisi yang menggambarkan segala yang terbuang, tersembunyi, dan terlupakan, dari luka yang memar, cinta yang tak pernah cukup, hingga amarah yang membakar jiwa. Di antara harapan yang terkikis, ada kejujuran yang sulit diungkapkan, korupsi yang merusak keadilan, dan sindiran tentang dunia politik yang kadang lebih mirip drama sinetron daripada kenyataan. 🎭 Dari ketidakpastian hingga kebenaran yang terlupakan, Aksara Tak Bertuan menyajikan sebuah kekacauan yang justru memberi kebebasan. Di sini, tidak ada yang terlalu lurus, tak ada yang terlalu indah, hanya kata yang menari liar, bebas dari aturan dan batas. Catatan penting: Jangan dijiplak, ya. Nanti aksaranya ngamuk, lompat dari kertas, terus nendang-nendang inspirasimu! 😜✨ Berkaryalah dengan hati, biar karyamu punya nyawa sendiri, bukan cuma bayangan dari karya orang lain. Kalau gagal? Nggak apa-apa, yang penting nggak nyontek! 💪 Disclaimer: Puisi ini random banget, tergantung isi hati, pemikiran, dan mood penulis. Jadi, kalau tiba-tiba ada puisi galau di tengah-tengah puisi yang lucu, jangan kaget! Penulisnya kadang nulis sambil merenung, kadang sambil ngemil mie instan. Hasilnya? Ya begini, aksara rasa bumbu spesial, dan ya... Kadang ada keresahan penulis soal dunia. Kadang ada tentang cinta, kadang ada tentang harga cabai naik, kadang juga ada tentang pemilu yang bikin pusing. 🤷‍♀️ Penulisnya bebas banget Kalau lagi galau, puisinya nangis. Kalau lagi lapar, puisinya ngomongin keadilan sosial buat semua perut! 🍜✊ Warning: Puisi ini isinya sangat berat, jadi yang baca jangan baperan, ya. Kalau tiba-tiba galau atau tersinggung, itu artinya puisinya kena di hati kamu. Jangan salahin penulisnya, salahin perasaanmu sendiri! 😜❤️ Apalagi kalau udah berbau agama atau politik, hati-hati kalau tiba-tiba merasa disindir. Ingat, ini puisi, bukan kode keras buat hidup kamu! 😉✨
You may also like
Slide 1 of 10
Rengkuh Rasa, Remuk Raga cover
DIKSI SANSEKERTA cover
30 AKSARA MAHABBAH [ON GOING] cover
အချစ်၏ဟန်ပန်-𝑻𝒉𝒆 𝑺𝒕𝒚𝒍𝒆 𝑶𝒇 𝑳𝒐𝒗𝒆(Complete) cover
My SIN (GXG iam Lesbian)  cover
Quotes cover
Rembulan Yang Sirna cover
The Queen Sheyna (END) cover
MELODI PUISIKU (On Going)  cover
Aksara Tak Bertuan  cover

Rengkuh Rasa, Remuk Raga

12 parts Ongoing

Manusia dan searsip perasaan tidak pernah ada selesainya. Rasanya aku ingin meraung, lelah terdistraksi oleh rumitnya pemikiran orang lain. "Belajarlah tumbuh dari luka," katamu berusaha membunuh resahku. Dalam sesak diriku menjawab, "dan semoga luka itu juga mau menerima aku." Aku tau seberapa sulitnya menjadi manusia, atau seberapa banyak sakit yang harus kamu tahan hanya karena tidak punya tempat berkeluh-kesah. Untuk tubuh-tubuh yang remuk oleh luka, sajak-sajak ini lahir untuk membimbingmu merengkuh seluruh perasaan. *** ©2025