Write the Stars
  • Reads 2,490
  • Votes 234
  • Parts 48
  • Reads 2,490
  • Votes 234
  • Parts 48
Ongoing, First published Nov 07, 2018
1 new part
[15+] Di buku catatannya, Neiva dengan tanpa beban melukis garis-garis perjalanan hidupnya untuk masa depan. Rencana yang matang, otak yang gemilang, ayah yang mendukung, meyakinkan bahwa dirinya mampu mengalami garis-garis nasib yang ia buat sendiri dengan tangannya tanpa terlewati.

Lalu kedatangan seorang kakak kelas laki-laki yang kebetulan menemukan nametag-nya yang hilang menghancurkan mimpi-mimpi indah Neiva. Kata lelaki itu, manusia tidak bisa menulis dan melukis jalan hidupnya sendiri.

Gilar memberikan banyak kemungkinan yang membuatnya mengerdilkan mimpinya sendiri. Apalagi kata orang apa yang Gilar ucapkan sering menjadi kenyataan. Haruskah Neiva percaya?
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add Write the Stars to your library and receive updates
or
#4nagyung
Content Guidelines
You may also like
Tuan & Nona by alyaranti
13 parts Ongoing
"Mungkin bukan salah kamu yang ninggalin aku, tapi ini salah aku yang terlalu jadiin kamu duniaku." "Kamu tahu kehilangan apa yang lebih sakit dari kehilangan kamu? Iya, kehilangan diriku sendiri." *** Tuan, surat ini kutulis ketika hatiku sudah tidak lagi bertuan. Aku tidak tahu, apakah aku harus segera mencari pemilik sesungguhnya atau kubiarkan saja begini. Kebimbangan ini seperti kebimbangan saat melihat sebuah album lama yang telah usang dan berdebu, yang tak tahu harus dibiarkan saja tersimpan menjadi kenangan atau dibuang karena fotonya tidak bisa dilihat dengan jelas lagi. Setelah apa yang terjadi malam itu, aku seperti kehilangan arah. "Semua manusia nggak mungkin bertindak tanpa alasan, Na. Semua orang pasti punya alasan dari setiap apa yang dia lakuin." Kau selalu bilang kalau kau punya penjelasan atas apa yang kau lakukan. Namun, alasanmu itu tidak pernah kuduga. Sedetik saja ada di pikiranku pun tidak. Tidak ada yang bisa kulakukan pada malam itu selain membeku, membisu, dan membiarkan air mata mengalir deras di pipiku. "Kadang, memilih buat berhenti cari tahu itu lebih baik. Gue pikir itu lebih baik dibanding harus tahu fakta-fakta nyakitin yang susah buat diterima." Ada beberapa yang bilang kalau kejujuran yang pahit lebih baik dibanding terus-menerus tenggelam di dalam sebuah kebohongan yang manis. Namun, aku tidak tahu apakah aku menyesali keputusanku untuk mengetahui semuanya atau tidak. Semuanya mampu membuatku membisu.
You may also like
Slide 1 of 10
Tuan & Nona cover
2A3: Haughty-boy✔ ✔ cover
ORION 2 cover
2A3: Re-Hi ✔ ✔ cover
Rachel's Second Life [On Going] cover
Lauhul Mahfudz  cover
Kuntum Cinta [TERBIT] cover
THE VOICE cover
Transmigrasi Queen Antagonis  cover
Adik Tiri Vs Kaka Tiri.  cover

Tuan & Nona

13 parts Ongoing

"Mungkin bukan salah kamu yang ninggalin aku, tapi ini salah aku yang terlalu jadiin kamu duniaku." "Kamu tahu kehilangan apa yang lebih sakit dari kehilangan kamu? Iya, kehilangan diriku sendiri." *** Tuan, surat ini kutulis ketika hatiku sudah tidak lagi bertuan. Aku tidak tahu, apakah aku harus segera mencari pemilik sesungguhnya atau kubiarkan saja begini. Kebimbangan ini seperti kebimbangan saat melihat sebuah album lama yang telah usang dan berdebu, yang tak tahu harus dibiarkan saja tersimpan menjadi kenangan atau dibuang karena fotonya tidak bisa dilihat dengan jelas lagi. Setelah apa yang terjadi malam itu, aku seperti kehilangan arah. "Semua manusia nggak mungkin bertindak tanpa alasan, Na. Semua orang pasti punya alasan dari setiap apa yang dia lakuin." Kau selalu bilang kalau kau punya penjelasan atas apa yang kau lakukan. Namun, alasanmu itu tidak pernah kuduga. Sedetik saja ada di pikiranku pun tidak. Tidak ada yang bisa kulakukan pada malam itu selain membeku, membisu, dan membiarkan air mata mengalir deras di pipiku. "Kadang, memilih buat berhenti cari tahu itu lebih baik. Gue pikir itu lebih baik dibanding harus tahu fakta-fakta nyakitin yang susah buat diterima." Ada beberapa yang bilang kalau kejujuran yang pahit lebih baik dibanding terus-menerus tenggelam di dalam sebuah kebohongan yang manis. Namun, aku tidak tahu apakah aku menyesali keputusanku untuk mengetahui semuanya atau tidak. Semuanya mampu membuatku membisu.