Orang bilang, punya banyak uang. Pasti punya banyak teman.
Mereka bilang, punya keluarga yang utuh, juga berkecukupan, apalagi anak tunggal. Paket lengkap bahagia.
Tapi, tidak semua begitu. Hanggini Ananda Zahra. Tak pernah sekalipun mengecap manisnya bahagia.
Hidupnya hanya berputar dalam hitam dan abu. Memilih bertahan untuk menangis, atau mati untuk ditangisi-tak pasti juga.
Sampai, suatu hari, ia paham akan terbitnya matahari bukan hanya untuk menyinari bumi. Tapi juga menghangatkan seisinya.
Mempunyai keluarga virtual membuat ia bertahan dengan semuanya. Selamanya, atau sementara. Tak ada yang tahu.
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan