Pada jaman dahulu di daerah Jawa barat ada seorang lelaki yang sangat kaya. Seluruh sawah dan ladang di desanya menjadi miliknya.Penduduk desa hanya menjadi buruh tani penggarap sawah dan ladang lelaki kaya itu.Orang kaya itu oleh penduduk desa dijuluki Pak kikir karena memang dia adalah yang sangat kikir. Kekikiranya Pak kikir tidak pandang bulu, sampai sampai terhadap anak lelaki satu satunya pun dia juga sangat pelit. untunglah sifat kikir itu tidak menular pada anak lelakinya itu. Anak Pak Kikir itu berwatak baik. Tanpa sepengetahuan ayahnya, sering dia membantu tetangganya yang ke susahan. Menurut anggapan dan kepercayaan masyarakat desa itu, jika menginginkan hasil panen yang baik dan melimpah maka harus diadakan pesta syukuran dengan baik pula. Takut jika panen berikutnya gagal,maka Pak kikir terpaksa mengadakan pesta syukuran dan selamatan semua warga desa diundang oleh Pak kikir.Penduduk desa mengira akan mendapatkan makanan yang enak dan lezat dalam selamatan itu. Perkiraan itu meleset,ternyata Pak kikir hanya menyediakan hidangan ala kadarnya,itupun tidak cukup untuk menjamu seluruh orang yang diundang.Banyak diantara undangan yang tidak mendapat makanan. Mereka akhirnya hanya dapat mengelus dada atas sikap Pak kikir yang lagi lagi terbukti kikir