"Gaun itu lebih bagus disandingkan dengan kemeja kakak kembar saya. Saya bersyukur tidak merebut haknya," tutur lelaki dengan snelli putih lengkap dengan name tag seorang dokter bermarga Thious. Seketika lawan bicaranya itu luruh dengan isakan tangis yang mengguncang kuat mengguncang seraya menggenggam erat gaunnya, "You're pervert, i don't eat any lies of you anymore. Aku tahu, kamu pergi kan setelah hari itu. Tanpa kamu beritahu siapa diri kamu dari awal yang terasa berbeda. Ternyata aku mencintai orang itu, bukan setelah tapi yang sebelum," lirihnya setelah mendengar pernyataan lelaki itu. "Maura, mungkin disini peranan saya bukan untuk melengkapi hidup kamu sesuai takdir Tuhan, tapi Tuhan masih begitu baik mengizinkan saya melihat wanita yang saya cintai hari ini. Dia berlari kerumah sakit dengan baju fitting pengantinnya, dengan menggenggam gaun yang sangat berharga itu. Vital bagi saya boleh beranggapan apakah dia menunjukkan identitasnya? Wanita itu adalah benang merah takdir saudara kembar saya, Maura Stavelaine Imoris," sergah lelaki tersebut berusaha mengulum ekspresi getir seraya mengusap cairan asam yang terus meluncur membasahi pipi wanita itu. Kehidupan Ervend Yaga Thious seakan berubah, setelah menyelesaikan kewajiban menggantikan profesi saudara kembar nya, Erlend Yigo Thious.
3 parts