[Follow dulu sebelum membaca] Tisha Baretta mencoba bertahan dan berjuang menjalani kehidupannya yang terasa sangat berat selepas kematian mendadak orang tuanya karena kecelakaan. Ia mencoba menjalani hari-harinya sambil menemukan cara untuk menikmati kehidupannya. Jejeran buah lemon di dapur kafe tempatnya bekerja dan berbagai menu lemon yang ia hantarkan ke pelanggan, mampu membuatnya tersenyum menjalani pekerjaannya. Lemon memang mengingatkannya akan perkataan Papanya tentang sebuah filosofi kehidupan. Hidup memang tidak selalu menyajikan apa yang kita inginkan, tapi kita pasti menemukan cara untuk menikmati hidup. Lemon memang terasa sangat asam bila langsung memakan buahnya, tapi rasa asamnya bisa dinikmati jika mengolahnya menjadi segelas ice lemonade. Filosofi lemon itu yang membuatnya mampu bertahan menjalani hari-harinya yang terasa sangat berat. Karena Lemon, Tisha juga mengenal seorang pria misterius. Pria yang selalu duduk diam menatap segelas ice lemonade yang ia pesan di kafe tempatnya bekerja. Pria yang selalu sendirian sambil mendengarkan musik melalui earphone. Pria itu tak pernah mengalihkan pandangan dari gelas yang ada dihadapannya. Pria itu juga secara konsisten datang di jadwal kerjanya pada akhir pekan. Tisha tidak pernah menyangka bahwa lemon juga menghantarkannya pada sebuah petualangan hidup yang mendebarkan, menyedihkan, dan membuat hidupnya penuh warna.