Semua akan indah pada waktunya. Demi keindahan itu, seseorang dapat bersedia menapaki jalan penuh paku yang menusuk hingga ke tulang, menghirup udara yang mencekik saluran napas, sambil memikul baja seribu ton. Padahal, nilainya tidak sebanding.
Pada waktunya pula, semua akan sadar. Suatu ketika, keindahan diraih bukan ketika mati-matian mengejar lalu berhasil, melainkan ketika mampu merelakan dan berhenti mengharapkan. Meskipun keindahannya mungkin tidak sama, tapi setidaknya jalan yang dilalui tidak lagi terjal.
Uhm, sebenarnya tidak, sih. Itu hanya justifikasi kami yang gagal saja, hahaha.
Tertanda,
Ify the vision, Shilla the sugar baby, Agni the last call, dan Via the secretary.