RUANG
  • LECTURAS 15
  • Votos 1
  • Partes 1
  • LECTURAS 15
  • Votos 1
  • Partes 1
Continúa, Has publicado nov 16, 2018
Sebuah ruang untuk berbagi cerita sebagian kecil dari kehidupan gadis penggemar Penyihir Baik Hati.
Todos los derechos reservados
Tabla de contenidos

1 parte

Regístrate para añadir RUANG a tu biblioteca y recibir actualizaciones
O
#966ruang
Pautas de Contenido
Quizás también te guste
Quizás también te guste
Slide 1 of 10
Putri Palsu yang Kembali: Pernikahan Tak Terduga dengan Sang Raja Bisnis cover
Daddy Sitter 21+ (END) cover
SERA cover
Behind The Velvet Veil [END] cover
Give Me Your Sandwich! [END Lengkap] cover
IMAJINASI LIAR cover
My Possessive (ex) Fiancé cover
Brondong Next Door (TAMAT) cover
Transmigrasi Seksi Bumil  cover
Hello, KKN! cover

Putri Palsu yang Kembali: Pernikahan Tak Terduga dengan Sang Raja Bisnis

176 Partes Continúa

karya terjemahan. no no google translate TT (cerita ini berawal dari aku yang suka baca genre seperti ini, ada ceritanya bagusss banget tapi pas dibaca bikin pusing karena tata bahasa yang aneh TT, aku akan mencoba membuat bacaan ini bisa kalian baca dengan nyaman) tidak 100% akurat, tetap di edit agar kalian nyaman saat membaca. Enjoy... Author(s): ACEE Genre(s): Romance Type: Chinese Webnovel Sinopsis Guzi terlempar ke dalam novel sebagai pewaris kaya palsu yang bernasib tragis. Dalam cerita asli, dia menolak menikah dengan pria yang telah bercerai dan memiliki tiga anak, lalu berakhir melarat dan terlupakan. Namun, kali ini, Guzi memilih jalan berbeda. Dia menikah dan berusaha menjadi ibu yang baik bagi anak-anak yang dulu diabaikan oleh pemilik tubuh aslinya. Yang tak disangka, anak-anak itu perlahan mulai menyayanginya... dan begitu pula sang suami. Sementara itu, pewaris sejati yang dulu merebut segalanya justru terjebak dalam skandal dan perebutan harta. Hingga suatu hari, dia melihat Guzi turun dari mobil mewah, perutnya membesar, didampingi pria terkaya di kota. "Kita sudah sepakat untuk tidak punya anak!" Pria di sampingnya tersenyum lembut. "Maaf, itu salahku."