Kutatap wajah ayah yang tersirat Kekhawatiran dan kesedihan. Sudah 5 jam kami disini menunggu, tapi seseorang yang kuharapkan tak datang bahkan juga tak memberi kabar. Penghulu yang akan menikahkan kami juga pergi dari beberapa jam yang lalu. "Ayah, ayo kita pulang. ayah harus istirahat,"kataku lembut membimbing ayah berdiri. Ketika aku mengangkat tubuh ayah untuk berdiri, aku merasakan getaran tubuh ayah.Isakkan kecil kudengar keluar dari bibirnya. Tangisku yang kutahan dari 5 jam yang lalu akhirnya keluar melihat wajah rapuh ayah. "Maafkan aku,ayah." mencium tangannya. Ayah langsung memelukku. "Berjanjilah kepada ayah kamu harus kuat." "Maaf." *****(