Sekolah baru, rumah baru. Aslinya cerita baru yang menyenangkan menjadi tujuan Sonya. Ia ingin membuka lembaran baru dengan tidak ada tinta hitam di dalamnya. Ia ingin merubah takdir malangnya. Itulah risiko menjadi bahan omongan. Azriel memang bukan orang pertama yang menyambut hangat kedatangannya di kota ini, namun pertama kali kenalan dengan cowok itu, Sonya sudah yakin ia akan lulus dari sekolah ini dengan kisah cerita masa remaja yang tidak akan ia lupakan. Ketika segelas hot latte ditemani rintikan hujan menjadi lukisan yang terpampang di hadapannya, Ivy mengetahui semua alasan kepindahan Sonya. Sayangnya, Sonya yang terlalu tertutup dan bimbang melihat pilihan hidupnya, membuatnya nyaris tenggelam ke dalam kubangan yang sama. Sonya tidak mau lagi orang-orang berbalik badan dan terancam tidak pernah menjadi baik. "We get together, but actually we never." Bagaimana seandainya itu yang menjadi kalimat terakhir obrolan mereka? Apakah Sonya sanggup menelan fakta itu? Akankah Azriel menyangkal dan bilang itu semua hanyalah palsu?All Rights Reserved