Story cover for Sayap-Sayap Perasaan  by SammyHandoko
Sayap-Sayap Perasaan
  • WpView
    Reads 176
  • WpVote
    Votes 0
  • WpPart
    Parts 10
  • WpView
    Reads 176
  • WpVote
    Votes 0
  • WpPart
    Parts 10
Ongoing, First published Nov 19, 2018
Prolog 

Tengah malam.
Jakarta diguyur hujan. Sesekali petir menggelegar. Kilatannya mencuri jalan melalui tirai sebuah kamar. menyelinap seperti penjahat, cahayanya yang terang sesaat, menerangi sesaat sepasang tubuh yang sedang bergumul dalam sebuah kamar. Sang pria terus mengayuh mengimbangi sepasang kaki jenjang yang terus melakukan perjalanan panjang. 

Gelegar petir dan gemeretap hujan seolah requiem pengantar hasrat sesat. Sepasang makhluk berlainan jenis itu terus berpacu bertukar napas. Tubuh pun meluruh, menyatu dalam getar 
getar nafsu yang menggebu-gebu. 
Sementara di luar hujan semakin deras.

Jalanan mulai tergenang. Senyap. Hanya sesekali saja kendaraan melintas dengan cepat. Sebagaimana cepatnya napas dua Makhluk dalam kamar itu saling memburu, memacu hasrat. Namun...
Dug..dug..dug.. 
Tiba tiba pintu di gedor dengan sangat keras. Lelaki muda bertato naga di dada dan bergambar burung elang di punggungnya bergegas bangkit melepaskan dekapan pada sang 
dara. Segera diraihnya celana jeans yang teronggok dilantai. Dengan sangat cepat dikenakannya. Rambutnya yang ikal sebahu nampak kelimis oleh keringat. Matanya yang tajam menatap sang dara yang sedang terduduk menutupi sebagian tubuhnya dengan selimut abu-abu. 

Wajahnya menyiratkan ketakutan yang sangat. 

"Ini amplop simpanlah baik-baik. Bila lama tak ada kabar dariku, tenggoklah aku di rumahku: kembarasangelang.bloggspot. Terima kasih untuk malam ini." Katanya. 

Dengan tangan masih gemeta r, sang dara menerima Amplop putih itu. sangat jelas tersirat ketakutan pada sorot matanya yang sayu. Wajah tirus dengan dagu terbelah pun nampak pucat. Sementara gedoran di pintu kamar semakin keras, seolah bersaing dengan 
gelegar petir.
All Rights Reserved
Sign up to add Sayap-Sayap Perasaan to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
𝘚𝘵𝘦𝘱𝘣𝘳𝘰𝘵𝘩𝘦𝘳 || 𝘔𝘢𝘳𝘬𝘩𝘺𝘶𝘤𝘬 ✔ by Nyxskyzz
21 parts Complete Mature
Haechan yang malang... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . "Mau ke mana kamu?" Haechan menundukkan kepala, jemarinya saling bertaut, menggenggam ujung bajunya dengan gelisah. "e-echan ingin ke-ke sekolah, h-hyung..." jawabnya terbata-bata. Mark melangkah masuk, menutup pintu di belakangnya dengan pelan. "Siapa yang akan mengantarmu?" tanyanya lagi, suaranya terdengar lebih berat. "e-echan a-akan j-jalan kaki, hyung..." Mark tidak langsung menjawab. Ia berjalan mendekat, mengangkat dagu Haechan dengan jari telunjuknya, memaksanya menatap matanya. "Siapa yang mengizinkanmu keluar?" Air mata kembali bergulir di pipi Haechan. Dengan suara bergetar, ia berkata, "Hikss... e-echan m-minta i-izin Mark hyung... echan m-mau k-ke s-sekolah.. b-bisa..?" "Bisa..." jawabnya akhirnya, suaranya terdengar santai. "Tapi kamu tahu kan, apa yang harus kamu lakukan kalau ingin mendapatkan sesuatu dariku?" Tubuh Haechan langsung menegang. Ia menggigit bibirnya, matanya semakin berkaca-kaca. "Hikss... T-tapi n-nanti... Hikss... echan g-gak bisa j-jalan... Hikss..." katanya dengan nada sedih dan takut. Mark mendekatkan wajahnya, berbisik di telinga adiknya, "Aku nggak peduli." Lalu ia menarik diri, menatap Haechan dengan senyum tipis penuh arti. "Semuanya ada pada pilihanmu, Haechan." Haechan mengepalkan tangannya, tubuhnya sedikit gemetar. Pilihan? Sejak kapan ia punya pilihan? Setiap jawaban yang ia berikan, pada akhirnya hanya menguntungkan Mark. Tidak ada celah untuknya melawan, tidak ada ruang untuknya bebas. Tapi ia ingin ke sekolah. Ia ingin keluar dari tempat ini, meskipun hanya sebentar. "Hikss... m-mark hyung... b-bisa... p-pelan saja...?" Mark menyeringai, jemarinya mengusap pipi Haechan sebelum turun ke lehernya, lalu berhenti di bahunya. "Tentu saja, sayang. Kalau kamu bersikap manis, aku akan mempertimbangkannya." ❗ Penuh dengan adegan dewasa🔞❗ ⚠️ bxb area ⚠️
TAK BISA MELAWAN TAKDIR  by Jholonthong
6 parts Complete
Prolog: Tak Bisa Melawan Takdir Langit sore merona jingga saat Bayu membantu seorang wanita tua menyeberang jalan. Lalu lintas kota ramai, kendaraan melaju dengan ritme sibuk khas perkotaan. Namun, di tengah perhatiannya yang tertuju pada keselamatan si wanita tua, sebuah tubuh menabraknya dari samping. "Aduh! Maaf!" suara perempuan terdengar panik. Bayu terhuyung sedikit sebelum menoleh. Seorang gadis berdiri di depannya dengan wajah penuh kebingungan-Tania. "Aku nggak sengaja! Aku buru-buru dan-" Klakson keras memotong ucapannya. Keduanya menoleh bersamaan. Dari kejauhan, sebuah truk besar bermuatan penuh melaju dengan kecepatan tinggi. Jaraknya terlalu dekat, remnya berbunyi memekakkan, tetapi laju kendaraan itu tidak berhenti. Mata mereka membelalak. Lalu segalanya menjadi gelap. --- Bayu terbangun dengan napas tersengal. Udara di sekitarnya terasa sejuk dan beraroma tanah basah. Dia mencoba mengangkat tubuhnya, namun yang ia lihat bukan jalanan kota, melainkan langit biru yang bersih, tak ada gedung-gedung tinggi atau suara kendaraan. Di hadapannya, sebuah kastil megah menjulang, dengan bendera berkibar di puncaknya. "Apa ini...?" gumamnya. Ia merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya. Pakaiannya berbeda-jubah kebesaran berwarna biru dengan sulaman emas menghiasi dadanya. Tangannya gemetar saat ia menyentuh permukaan kain yang terasa mahal. Kemudian, suara langkah cepat menghampiri. "KAMUU?" Bayu menoleh, dan seketika matanya membesar. Tania berdiri di depannya, mengenakan gaun anggun berwarna putih gading, dengan sulaman halus di bagian lengan dan pinggangnya. Rambutnya lebih panjang, tersisir rapi dengan hiasan kecil di atas kepalanya. Namun, yang paling mengejutkan bukanlah penampilannya-melainkan ekspresi wajahnya. "Kau juga di sini?" tanyanya pelan, suaranya bergetar.
Lonte Vs Gigolo (The Coli Trilogi I) (End) by kelanawengi017
10 parts Complete Mature
Keheningan sesaat dalam kamar hotel mewah tetsebut. Yang ada hanyalah desah nafas dua insan yang telah usai mendaki puncak dari kenikmatan dunia. Pakaian mereka masih utuh dan lengkap tapi dua bagian tubuh mereka telah menyatu. Chika perlahan berdiri dari tubuh Renra. Ia merapikan celana dalamnya. Dan melihat Renra yang masih berusaha mengatur nafasnya. "Itu sebagai pengingat buat lo Ren. Gue adalah Lonte. Sampai kapan pun, meski gue udah berhenti. Orang akan tetap menganggap gue lonte. Gue cuma nggak mau ngerusak nama baik lu, nama baik keluarga lu. Akan banyak badai yang harus kita hadapi andai lu sama gue. Dan gue nggak siap buat itu. Lo masih banyak pilihan untuk hidup lo. Dan pilihan itu bukan gue. Tapi, kalau lo ngebutuhin gue. Lo masih nyimpan nomor gue." Setelah mengambil tas dan memasukkan amplop coklat itu ke dalam tas jinjingnya. Chika pun pergi meninggalkan Renra yang masih setengah sadar. Mata sayunya hampir saja tertutup menerima kenikmatan membahana yang diberikan Chika. "Chi. . Chi. . Chi. . " Hanya itu yang keluar dari mulutnya dengan tangan yang mencoba menggapai. *** Cerita tentang anak-anak manusia yang mencoba menemukan arti cinta sejati. Didalam pekat dan kelamnya kehidupan mereka. Cinta adalah memilih. Apakah itu tentang materi, status sosial, atau sekedar rupa wajah. Biarlah hati yang menentukan. Cerita ini mengandung unsur dewasa. Tapi, percayalah itu hanya bumbu penyedap. Bagai minum kopi, tanpa suara hujan.
If we can together by lubiksgarapan
7 parts Ongoing
ruangan itu terasa sunyi hanya ada kegelapan di dalamnya bersama kenangan yang ada. seorang pria terlihat sendirian di atas kasur tak nyamannya, meringkuk sedih sambil menangis. meratapi kisah nya yg terlalu sadis untuk di ingat. kehilangan orang tercinta membuatnya kehilangan kewarasan. ***** "sayang, aku pergi dulu tolong jaga diri baik-baik ya" itu adalah kata terakhir yang terucap dari mulutnya yang ranum. senyuman kecil nya berubah menjadi wajah datar yang desuta belum lihat sebelumnya. tangan yang hangat mencengkeram erat kini melemah dan dingin, tidak ada ada lagi gelak tawa di antara mereka, hanya tangis dan kesedihan yang memenuhi ruangan itu. malam itu dunia terasa seperti runtuh dalam sesaat bagi desuta kehilangan seseorang yang dia cintai sampai saat ini belum dia temukan obatnya. kini tubuh cantik itu akan dipindahkan, para dokter dan staff memastikan bahwa tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan. tubuh mulai diangkat dan ditempatkan di trolly perlahan staff mulai mendorong nya ke kamar jenazah. desuta yg dari awal terlihat tegar dan kuat kini berubah menjadi bayi dewasa yang cengeng ia berteriak dan mulai menangis saat ia melihat trolly di dorong menjauh. beberapa temannya mulai membujuknya utnuk tenang dan ikhlas dan tetap saja tangisan itu memecah keheningan ruangan icu. itulah sedikit sipnosis dari serita ini kalau kalian penasaran bagaiaman kisahnya bisa kalian baca disini................... selamat membaca by lubiks garapan
You may also like
Slide 1 of 9
Flummox cover
𝘚𝘵𝘦𝘱𝘣𝘳𝘰𝘵𝘩𝘦𝘳 || 𝘔𝘢𝘳𝘬𝘩𝘺𝘶𝘤𝘬 ✔ cover
TAK BISA MELAWAN TAKDIR  cover
No Cerai No Pisah! cover
Lonte Vs Gigolo (The Coli Trilogi I) (End) cover
Dia yang tidak pernah menoleh cover
If we can together cover
iL Legame (tamat) cover
D'HEAVEN cover

Flummox

30 parts Complete

Ketika kamu ingin menangkap 2 kelinci sekaligus, maka sampai kapanpun kamu tidak akan pernah mendapatkan keduanya. Kalimat itu terus terngiang dalam pikiran Artapela Ziana, perempuan berusia 25 tahun yang mandiri, baik hati, tangguh, namun naif dan bodoh perihal cinta. Ia rela menjadi budak cinta seorang Kiandra yang masih terjebak oleh masa lalunya, sampai suatu hari bertemu dengan Bagaspati Wiratama sosok laki-laki yang dapat membuka pikirannya. Siang itu Ziana di sebuah Caffe tepatnya di daerah Dago Pakar resah menunggu kehadiran sosok yang dirindukannya. Diliriknya terus menerus jam tangan yang tidak berhenti berputar sambil mengaduk-aduk matcha latte yang dipesannya tanpa diminum sama sekali. "Hei!!" sapa Kiandra dari balik punggung Ziana. "Sayang..... ngagetin tau!" seru Ziana sambil memukul lembut lengan kekasihnya itu. Kiandra mengerucutkan bibirnya sambil mengelus lengan yang dipukul perempuan yang sudah 3 tahun dipacarinya. Mereka tidak sadar bahwa dari kejauhan tampak seorang laki-laki mengawasinya dari tadi. Agas melonggarkan sedikit kerah kemejanya yang tidak sempit itu sembari menghela nafas panjang dan menjauh dari caffe tempat Ziana dan Kiandra bersama. Langkah kakinya terhenti ketika tidak sengaja tatapan matanya bertemu dengan mata sayu Ziana. Cepat-cepat Agas berlari kecil sambil menutup wajahnya dengan topi Adidoz yang dipakainya. Ziana hanya bisa menatap dari kejauhan dan tertunduk lesu.