"Arghhhhh!!! Kenapa dari sekian banyak orang, harus gue yang dia lupa?! Kenapa nggak si Alan aja?!" Gerutu Davel setelah keluar dari rumah sakit, dia berhenti disebelah pohon besar.
"Gue harus apa? Kenapa dia nggak inget gue sama sekali? Arghhhhh!!!" Gerutunya lagi sambil meninju-ninju pohon besar yang ada disebelahnya.
"Udah, percuma vel, lo kayak gini nggak akan bisa ngebuat Olin inget lo lagi! Mending lo tenangin dulu pikiran lo" kata Dicky sambil menepuk-nepuk pundak Davel, berharap bisa membantu menenangkan pikiran sahabatnya yang sedang tidak karuan itu.
"Terus gue harus apa? Dia nggak inget gue sama sekali, lo nggak tau apa yang gue rasain, lo nggak tau gimana rasanya dilupain sama orang yang lo sayang kan?." Kini nada suaranya semakin meninggi dan tanpa Davel sadari,air mata nya pun mulai menetes, sepertinya dia memang benar-benar menyayangi Olin.
"Dia malah keliatan seneng banget pas ngeliat Alan disana, tapi dia nggak inget gue" nada suaranya mulai menurun
"Kayaknya lo harus perjuangin dia dari awal deh". Saran Dicky yang membuat Davel menjadi bingung.
"Maksud lo?".
"Gak usah pura-pura bego lah"
"Hmm, tapi kalo nanti Olin nggak bisa suka sama gue tapi malah sukanya sama Alan gimana? Gue tau kalo si Alan itu juga suka sama Olin".
" Vel, dengerin gue, semua orang pasti punya kesempatan kedua, lo harus yakin sama diri lo sendiri. Lagian, menurut gue cinta kalian itu terlalu instan. Kalian terlalu cepet nyimpulin kalo kalian itu saling cinta. Padahal, sesuatu yang lo anggap cinta itu, cuma hasrat semata aja, percaya sama gue, setiap hubungan itu perlu proses yang cukup lama Vel". Jelas Dicky panjang lebar.
Davel hanya terdiam mendengar nasihat sahabatnya itu.
"Percaya sama gue, sesuatu yang diperjuangin, akan indah pada waktunya." Tambah Dicky lagi.
"Lo bener, oke gue bakal perjuangin dia dari awal lagi." Balas Davel bersemangat
YUK FOLLOW DULU SEBELUM BACA 💓
Sepasang mata tajam memandang ke arah lantai 2 tepatnya di koridor kelas XI. Memandang seseorang yang mungkin kakak kelasnya dengan tatapan tertarik.
Tatapan tajam memandang penuh obsesi. ALISTER BRAHMA CAKRABIRAWA anak pemilik sekolah sekaligus pewaris CAKRABIRAWA CORP. Anak tunggal dari pasangan Damian Cakrabirawa dan Gladys Ayu Cakrabirawa. Lelaki yang baru menginjak kelas satu tepat hari ini.
Memiliki paras yang tampan dan tubuh yang atletis banyak wanita yang mengidolakan lelaki tersebut
Tetapi Sifatnya yang arrogan dingin tak tersentuh tersebut membuat mereka takut untuk sekedar mencoba mendekati ataupun menyapa
Tetapi untuk pertama kalinya ALISTER merasa tertarik dengan yang namanya wanita yaitu kakak kelasnya sendiri, GABRIELLA RUBY DJOSALIEM.
Tiba tiba pandangan mereka bertemu. ALISTER yang melihat Gaby memandangnya pun reflek menyunggingkan bibirnya tipis. Tapi di mata Gaby senyuman tersebut mengerikan membuat nya langsung mengalihkan pandangan.
ALISTER mengerutkan dahinya bingung, namun kemudian dia kembali tersenyum tipis. Senyum yang menggambarkan obsesi.
"is mine!" gumam lelaki tersebut dengan senyum smirknya.
[ON GOING]
Aku usahain up tiap hari ya 💗
Hi guys ini cerita pertama aku. Semoga kalian suka yaa ...
Thankyou 💓