Kau tahu?
Aku pun pernah di posisi itu,
Dimana Aku menganggap mereka yang gemar membicarakan perihal agama adalah orang yang kuanggap Sok suci dan fanatik berlebihan.
Kau tahu?
Aku pun pernah berpikiran seperti itu,
di mana Aku menganggap yang benar adalah menjilbabi hati dahulu daripada menjilbabi fisik namun akhlak nya masih berantakan, menikmati masa muda selagi masih muda, berfoya-foya dan bersenang-senang, melupakan perihal agama.
Dan kau tahu?
Aku juga pernah berada di situasi Itu,
Di mana Aku menolak mentah-mentah nasehat mereka yang ingin mengarahkanku dalam menuju perbaikan.
Dan karena aku pernah mengalaminya, maka aku pun memahami apa yang Kini engkau rasakan,
dimana engkau yang kini ingin berhijrah dirundung dilema suatu pilihan.
Engkau takut akan dicibir teman-temanmu dikala menolak ajakan mereka dan lebih memilih untuk memperbaiki diri dan mendatangi tempat kajian di akhir pekan.
Dan engkau mungkin akan takut kehilangan dan berpisah dengan si dia yang kini bersamamu. Disaat engkau mengetahui bahwa Allah melarang keras akan hubungan pacaran mu.
Namun, itu semua proses bukan? Maka jangan lekas tumbang hanya karena di awal proses mu engkau diuji dengan berbagai cobaan. Karena di situlah Allah melihat kesungguhanmu dalam mempertahankan keimanan.
Bila Kini engkau ditinggalkan teman-teman setelah perubahanmu. Maka, Yakinlah bahwa Allah akan menggantinya dengan teman-teman sholeh sholehah yang setia mendampingi dan menasehati dalam proses hijrahmu.
Dan.....bila engkau memilih meninggalkan dia kekasih tidak Halalmu demi menaati perintah Allah, maka yakinlah Allah akan menggantinya suatu hari nanti dengan sosok kekasih halal yang siap membimbing dan mengajakmu berjuang meraih surga.
Karena percayalah engkau meninggalkan sesuatu dalam rangka menaati perintah Allah, maka suatu saat nanti Allah akan memberi ganti yang jauh lebih baik.
.
.
13 Rabi'ul Awal 1440
By: ramadhan
Two Murus Separatio" adalah kumpulan puisi yang mengungkapkan perjalanan batin seorang anak yang terpisah oleh tembok perasaan dan kenangan dari keluarganya yang retak. Melalui tiap bait, puisi ini mengeksplorasi luka, kehilangan, dan pencarian akan harapan, mengajak pembaca untuk menemukan kekuatan dalam menghadapi perpisahan dan mencari kedamaian di tengah perpecahan.