Jika sebuah teriakan bisa membuat orang mengerti arti tatapan mata, bisa membaca gerak dari sebuah rasa, bisa memahami arti dari menunggu, maka mungkin itu yang sudah dilakukannya sejak dulu. Tapi nyatanya diamlah yang membuatnya sabar, diam yang membuatnya setia, dan diam yang membuatnya mengerti. Dengan diam mereka bisa tetap bersama, dengan diam dia tetap bisa berada di sisinya. Bersama tanpa menuntut, bersama tanpa merusak hubungan yang sudah lama terbangun. Maka diam menjadi sebuah pilihan, meski keinginan berteriak jelas menyerangnya kuat. Menyakiti dan menggerogoti perasaannya begitu tega.
Sebab, itu konsekuensi untuk seseorang yang berani mencintai sahabatnya sendiri, kan? Yaitu siap menerima bahwa takdir menginginkannya jatuh cinta sendirian.
pemuda manipulatif yang bertransmigrasi jiwa ketubuh remaja berandalan yang dibenci orang-orang.
BUKAN BL! Full revisi beberapa alur dan karakter terubah, disarankan membaca ulang.